Pentagon Sebut Korut Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua ke Jepang

Pentagon Sebut Korut Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua ke Jepang

Niken Purnamasari - detikNews
Sabtu, 29 Jul 2017 00:45 WIB
Foto: Reuters
Washington - Pihak Pentagon menyebut rudal yang diluncurkan oleh Korea Utara pada Jumat (28/7) tengah malam adalah rudal balistik antarbenua atau ICBM. Rudal tersebut mengarah ke laut yang merupakan wilayah zona eksklusif ekonomi (ZEE) Jepang.

Dilansir AFP, Sabtu (29/7/2017), Pentagon mengatakan rudal ICBM itu diluncurkan dengan jarak 1.000 kilometer.

"Kami menilai rudal ini adalah rudal balistik antarbenua seperti yang telah diperkirakan sebelumnya. Rudal ini diluncurkan dari Mupyong-ni dan menempuh jarak 1.000 kilometer sebelum akhirnya jatuh di Laut Jepang. Kami bekerja sama dengan partner kami untuk melakukan penilaian lebih lanjut," ujar Juru Bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, rudal tersebut melintasi langit Jepang sekitar 45 menit. Durasi itu lebih lama dari uji coba sebelumnya yang dilakukan pada awal Juli lalu.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe kemudian langsung Shinzo kemudian langsung mengadakan pertemuan badan keamanan nasional pada Sabtu (29/7/2017) dini hari waktu setempat.

Rudal balistik antarbenua atau ICBM milik Korea Utara (Korut) kemungkinan besar akan mampu membawa hulu ledak seberat 500 kilogram yang bisa menjangkau San Diego, California, Amerika Serikat (AS). Menurut para pakar, hal ini bisa dicapai Korut dalam waktu dua tahun ke depan.

Uji coba rudal ICBM yang pertama digelar Korut pada awal Juli lalu dan diklaim sukses oleh pemimpin negeri komunis itu, Kim Jong-Un, disebut sebagai hadiah untuk 'bajingan Amerika'.

Rudal ICBM bernama Hwasong-14 tersebut, saat ini diperkirakan memiliki jangkauan antara 7 ribu - 8 ribu kilometer. Jangkauan itu cukup untuk mencapai Alaska atau Hawaii, wilayah AS yang ada di Pasifik.

"Jika Hwasong-14 dirakit dengan cara yang sesuai dengan pikiran kita, rudal itu mungkin bisa lebih baik dari itu, saat seluruh bugs diatasi," tulis ilmuwan dirgantara AS, John Schilling, dalam situs 38 North, yang merupakan kelompok pemantau isu Korut, seperti dilansir AFP, Selasa (11/7/2017). Bugs merujuk pada 'kode eror' pada suatu program komputer. (nkn/nkn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads