Peringatan terbaru dari pemerintah Inggris, Kanada dan Australia tersebut dirilis pekan ini setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte memperpanjang hukum darurat militer di wilayah Mindanao, Filipina selatan hingga akhir tahun ini, untuk memerangi para militan.
Dalam peringatannya yang dirilis Senin (24/7), pemerintah Kanada mengingatkan warganya untuk tidak pergi ke bagian manapun di Mindanao, kecuali Davao, kota terbesar di Filipina selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Kanada juga mengingatkan agar kunjungan ke Davao dilakukan jika memang benar-benar perlu. Di kota itu, tahun lalu terjadi ledakan bom di pasar malam yang menewaskan 15 orang.
Wilayah Filipina selatan telah dilanda konflik selama puluhan tahun, dengan para separatis muslim dan komunis melancarkan aksi pemberontakan melawan pemerintah. Ditambah lagi dengan kelompok militan Abu Sayyaf yang melakukan penculikan untuk meminta uang tebusan.
Pemerintah negara-negara Barat sebenarnya telah sejak lama mengingatkan untuk tidak bepergian ke Mindanao. Namun peringatan terbaru ini jauh lebih luas karena pemerintah Barat mengingatkan untuk tidak pergi ke hampir seluruh wilayah Filipina selatan.
Senada dengan Kanada, pemerintah Inggris mengingatkan pada Selasa (25/7) bahwa para teroris sangat mungkin untuk melakukan serangan-serangan di manapun di Filipina, termasuk di ibu kota Manila. Disebutkan bahwa ancaman paling nyata adalah di Filipina selatan.
Pemerintah Inggris juga mengingatkan, ancaman penculikan dan terorisme meningkat di kota Dumaguete dan pulau Siquijor, keduanya merupakan daerah wisata. Peringatan senada juga dikeluarkan pemerintah Australia pekan ini.
Sebelumnya pada 18 Juli lalu, Kedutaan Amerika Serikat di Manila juga mengingatkan warga AS untuk tidak bepergian ke Mindanao. Disebutkan bahwa otoritas AS mendapat informasi kredibel bahwa para teroris merencanakan penculikan di pulau-pulau wisata Palawan, Cebu dan Bohol pada tahun 2017 ini. (ita/ita)











































