"Setidaknya delapan anak-anak termasuk di antara yang tewas," ujar Rami Abdel Rahman, direktur kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/7/2017).
Observatory menyatakan, dengan serangan terbaru koalisi AS pada Rabu (26/7) itu, maka sejauh ini setidaknya 325 warga sipil telah tewas dalam dua bulan sejak dimulainya operasi untuk membebaskan Raqqa dari kelompok radikal ISIS. Di antara para korban tewas tersebut termasuk 51 anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai kota Raqqa, kelompok Observatory mengatakan bahwa kelompok pemberontak Suriah, Syrian Democratic Forces (SDF), serta aliansi petempur Kurdi dan Arab kini menguasai sekitar 50 persen wilayah Raqqa. Meski hingga kini, para militan ISIS masih terus memberikan perlawanan sengit.
Kora Raqqa yang terletak di tepi utara Sungai Efrat, dikuasai oleh para teroris ISIS pada Maret 2013 lalu. Kota tersebut dinyatakan sebagai pusat kekhalifahan ISIS di Suriah.
Konflik yang melanda Suriah telah terjadi sejak Maret 2011 lalu. Konflik berkepanjangan ini diawali dengan aksi-aksi demo antipemerintah. Menurut Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, lebih dari 400 ribu orang telah tewas selama konflik Suriah ini.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini