Dituturkan salah satu warga Palestina, Hussein Da'na (76), yang setiap pagi beribadah di Masjid Al-Aqsa, seperti dilansir Al-Jazeera, Senin (24/7/2017), pemasangan CCTV itu merugikan warga Palestina ke depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kami salat setiap subuh di sini dan polisi menyerang kami. Saya berniat untuk tetap salat di sini hingga Israel memindahkan semua kamera yang baru dipasang," imbuhnya, merujuk pada pemasangan alat pendeteksi logam dan kamera CCTV.
Sedangkan wartawan Al-Jazeera, Imran Khan, menyebut warga Palestina sejak lama mengkhawatirkan pemasangan CCTV di pintu masuk kompleks Masjid Al-Aqsa.
"Warga Palestina sangat marah tentang hal ini (pemasangan CCTV) karena mereka menganggapnya sebagai langkah keamanan tambahan. Mereka selalu bersikeras bahwa alat pendeteksi logam menjadi langkah pertama Israel dalam mengambil alih kompleks itu," sebut Imran Khan dari lokasinya di Yerusalem Timur.
Dilaporkan media lokal Israel, Haaretz dan The Times of Israel, bahwa CCTV itu dipasang di Lions' Gate, yang merupakan pintu masuk utama kompleks Haram al-Sharif, yang oleh umat Yahudi disebut sebagai Temple Mount, lokasi Masjid Al-Aqsa sejak Minggu (23/7) pagi.
Menurut media-media Israel lainnya, kamera CCTV itu memiliki kecanggihan mampu mengidentifikasi para tersangka yang membawa senjata, tanpa memerlukan alat pendeteksi logam (metal detector). Jemaah yang kedapatan berperilaku mencurigakan, akan menjalani pemeriksaan tambahan dengan tongkat pendeteksi logam.
Sedangkan pintu khusus dengan detektor logam, juga masih dipasang di pintu masuk kompleks itu. Pintu pendeteksi logam dipasang sejak pekan lalu, setelah dua polisi Israel tewas ditembak tiga pria Palestina di gerbang Lions' Gate. The Times of Israel menyebut, tidak semua jemaah diwajibkan melewati pintu pendeteksi logam itu. Polisi Israel yang berjaga, akan menentukan orang-orang yang dirasa perlu melewati pintu pendeteksi logam itu.
![]() |
Kebanyakan jemaah yang akan masuk ke Masjid Al-Aqsa menolak melewati pemeriksaan dengan alat pendeteksi logam. Jemaah yang menolak, memilih melakukan salat berjemaah di jalanan yang ada di luar kompleks tempat suci umat Islam itu, sebagai bentuk protes pada Israel.
(nvc/ita)