Baku tembak itu terjadi pada Senin (10/7) menyusul dua serangan militan terhadap polisi. Kepolisian menyatakan, para peziarah India itu tengah dalam perjalanan pulang dari kuil Amarnath di wilayah Himalaya ketika bus mereka terjebak dalam baku tembak di dekat kota Anantnag. Baku tembak terjadi setelah para militan menyerang sebuah bunker polisi dan sekelompok polisi lainnya di sebuah pos pemeriksaan.
Selain menewaskan 7 peziarah, 12 peziarah lainnya luka-luka dalam baku tembak itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rasa duka yang tak bisa diungkapkan atas serangan terhadap para peziarah damai Amarnath di Jammu dan Kashmir," ujar PM Modi dalam postingan di media sosial Twitter seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (11/7/2017).
"Serangan itu pantas mendapat kecaman paling keras dari semua orang," imbuh PM Modi.
Menurut pejabat kepolisian Altaf Khan, kelompok Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, mendalangi serangan militer tersebut dengan tujuan untuk menebar perpecahan sektarian. Namun kelompok tersebut membantah tuduhan itu dan menuding pemerintah India mencoba menyabotase perjuangan kebebasan bagi warga Kashmir.
Para pemimpin separatis juga mengecam serangan tersebut. "Insiden ini bertentangan dengan etos paling dasar dari etnis Kashmir," ujar para pemimpin separatis Syed Ali Geelani, Mirwaiz Farooq dan Yasin Malik dalam statemen bersama. "Prosesi tahunan Amarnath telah berlangsung damai selama berabad-abad dan merupakan bagian dari ritme tahunan kami dan akan tetap demikian," tandasnya. (ita/ita)











































