Dalam uji coba yang digelar Selasa (4/7) pagi waktu setempat, Korut meluncurkan rudal balistik yang disebut bernama Hwasong-14 itu dari sudut paling tajam, hingga mencapai ketinggian 2.802 kilometer dan mengudara sejauh 933 kilometer. Korut mengklaim rudal itu sebagai rudal balistik antarbenua atau ICBM dan menyebut uji cobanya berlangsung sukses.
Seperti dilansir Reuters dan CNN, Selasa (4/7/2017), co-Direktur Program Keamanan Global pada Union of Concerned Scientists, David Wright, menyebut Korut meluncurkan rudal Hwasong-14 dengan jalur peluncuran 'sangat tinggi' dalam uji cobanya. Jika sudut peluncuran diterapkan sesuai standar atau tidak sangat tinggi, maka rudal itu akan bisa mencapai jangkauan yang lebih jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam analisisnya, Wright menyebut rudal Korut itu bisa mencapai jangkauan maksimum hingga 6.700 kilometer jika diluncurkan dalam jalur peluncuran standar. Analisis itu didasarkan pada laporan Komando Pasifik AS soal jarak jangkauan dan durasi rudal Korut itu mengudara.
"Jangkauan itu tidak akan cukup untuk mencapai 48 negara bagian (AS) terbawah atau pulau terbesar Hawaii, tapi akan mampu menjangkau seluruh wilayah Alaska," terang Wright dalam pernyataannya via blog All Things Nuclear.
Komando Pasifik AS, seperti dilansir CNN, menyatakan pihaknya melacak rudal balistik Korut itu mampu mengudara selama 37 menit. AS menyebut rudal Korut yang baru diluncurkan itu sebagai 'rudal balistik jangkauan menengah, yang berbasis di darat'.
"Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) menilai bahwa peluncuran rudal dari Korea Utara tidak memberikan ancaman untuk Amerika Utara," demikian pernyataan Komando Pasifik AS.
Berdasarkan informasi dari Pusat Kajian Nonproliferasi, James Martin CNS, dan lembaga nonprofit Inisiatif Ancaman Nuklir (NTI), seperti dilansir CNN, rudal Hwasong-14 atau KN-14 merupakan jenis ICBM berbahan bakar cair yang terdiri atas dua bagian. Rudal ini pertama kali diungkapkan ke publik tahun 2015 lalu. Dua bagian rudal ini berfungsi untuk mengendalikan tenaga pendorong rudal (missile boost) dan guidance.
Rudal ini memiliki panjang 16,9 - 17,4 meter dengan diameter 1,8 - 2 meter dan mampu membawa muatan seberat 300 - 700 kilogram. Rudal ini memiliki jangkauan maksimum 8 ribu kilometer. Para pengamat meyakini rudal ini memiliki 4 pengarah atau 'vernier', yakni mesin yang memampukan rudal tetap berada dalam jalur peluncuran. Dengan mesin itu, hulu ledak nuklir yang dimuatkan ke rudal bisa mencapai ke target.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini