Seperti dilansir Reuters, Senin (3/7/2017), video yang diposting Trump via akun Twitter pribadinya itu diyakini merupakan versi modifikasi dari video penampilan Trump dalam iklan promosi acara gulat WrestleMania 23 dari World Wrestling Entertainment (WWE) tahun 2007 lalu.
Dalam iklan itu, Trump berusaha 'membanting' Direktur WWE Vince McMahon. Video modifikasi yang diposting Trump pada Minggu (2/7) waktu setempat menunjukkan kepala McMahon ditutupi logo CNN yang berwarna merah. Bersama postingan video itu, Trump menuliskan komentar berbunyi '#FraudNewsCNN #FNN'. FNN merupakan kependekan dari 'Fraud News Network' yang merupakan plesetan dari CNN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
#FraudNewsCNN #FNN pic.twitter.com/WYUnHjjUjg
β Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 2, 2017
Saat masih menjadi capres dari Partai Republik dan setelah menjadi Panglima Tertinggi AS, Trump berulang kali melontarkan hinaan terhadap media massa. Trump menyebut media sebagai 'musuh rakyat Amerika'. Dia bahkan kerap menyebut CNN sebagai 'berita palsu' atau 'fake news'.
Video modifikasi yang diposting Trump ini menjadi bentuk ejekan terbaru untuk media. Kritikan mengalir, baik dari CNN maupun dari media sosial. "Sungguh hari yang menyedihkan saat Presiden Amerika Serikat mendorong kekerasan terhadap reporter," demikian pernyataan CNN.
"Bukannya bersiap untuk kunjungan ke luar negeri, pertemuan pertamanya dengan Vladimir Putin, menangani Korea Utara dan menyusun rancangan undang-undang layanan kesehatan, dia malah terlibat perilaku kekanakan yang jauh di bawah martabat kantornya," imbuh CNN dalam pernyataannya.
Pekan ini, Trump akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Polandia dan Jerman. Dia akan menghadiri KTT G20 yang dihadiri para pemimpin berbagai negara, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam pernyataan terpisah, penasihat keamanan dalam negeri dan pemberantasan terorisme Gedung Putih, Thomas Bossert, menyatakan kicauan dan postingan Trump itu bukanlah ancaman.
"Saya pikir tidak seorangpun yang menganggapnya sebagai ancaman. Saya harap mereka tidak beranggapan demikian. Tapi saya pikir dia (Trump-red) dihabisi dengan cara tertentu dalam platform (televisi) kabel itu, sehingga dia memiliki hak untuk menanggapi," ucap Bossert dalam program televisi ABC 'This Week'.
Secara terpisah, Komisi Reporter untuk Kebebasan Pers yang memperjuangkan hak-hak jurnalis, mengecam postingan Trump tersebut. "Menjunjung tinggi kekerasan fisik terhadap anggota pers," sebut komisi tersebut soal video postingan Trump.
(nvc/ita)











































