Perangi Militan, Australia Kirim Pesawat Pengintai ke Filipina

Perangi Militan, Australia Kirim Pesawat Pengintai ke Filipina

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 23 Jun 2017 09:19 WIB
Dampak pertempuran sengit di Marawi (REUTERS/Romeo Ranoco)
Canberra - Militer Australia akan mengirimkan pesawat pengintainya ke wilayah Filipina bagian selatan. Pengerahan ini untuk membantu pertempuran melawan militan pro-ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) di Filipina.

Sejak bulan lalu, tentara Filipina terus bertempur melawan militan pro-ISIS yang menguasai beberapa area di kota Marawi. Pertempuran berlangsung sengit dengan tentara Filipina sedikit kesulitan memukul mundur militan yang dilaporkan memiliki bungker pelindung bom dan beroperasi melalui terowongan bawah tanah.


Seperti dilansir AFP, Jumat (23/6/2017), otoritas Australia menyatakan dua pesawat pengintai jenis AP-3C Orion yang berteknologi tinggi akan memberikan dukungan pengintaian bagi militer Filipina di wilayah selatan negara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ancaman regional dari terorisme, khususnya dari Daesh (nama Arab ISIS dan para militan asing, merupakan ancaman langsung untuk Australia dan kepentingan kami," ucap Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne.


"Australia akan terus bekerja sama dengan mitra-mitra kami di Asia Tenggara untuk menangkalnya (terorisme)," imbuh Payne.

Australia selama ini memiliki program kerja sama pertahanan yang cukup luas dengan Filipina. Payne menyebut dirinya baru-baru ini berbicara dengan Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana untuk membahas bantuan seperti apa yang bisa diberikan Australia terkait pertempuran melawan terorisme.

"Kami sepakat bahwa cara terbaik untuk mengalahkan terorisme di kawasan ini adalah dengan kita bekerja sama," ucap Payne.


Pesawat pengintai AP-3C Orion biasanya melakukan patroli maritim di wilayah-wilayah perbatasan. Pesawat pengintai jenis ini memainkan peranan penting dalam upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang hilang misterius di Samudera Hindia sejak Maret 2014.

Militer Filipina bertempur sengit melawan militan pro-ISIS di Marawi, Mindanao sejak 23 Mei lalu. Militan pro-ISIS yang terdiri dari militan lokal Maute dan militan asing, disebut berniat mendirikan kekhalifahan ISIS di Marawi. Sebagai antisipasi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte langsung memberlakukan hukum darurat militer di seluruh wilayah Mindanao.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads