AS Tembak Jatuh Pesawat Tempur Suriah, Rusia Lontarkan Ancaman

AS Tembak Jatuh Pesawat Tempur Suriah, Rusia Lontarkan Ancaman

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 20 Jun 2017 16:43 WIB
Ilustrasi (AFP Photo/Karam Al-Masri)
Moskow - Rusia bereaksi keras atas aksi militer Amerika Serikat (AS) menembak jatuh pesawat tempur Suriah. Rusia mengancam bahwa mulai saat ini setiap pesawat yang mengudara di wilayah operasinya, tepatnya di Suriah bagian barat, akan dianggap sebagai target serangan.

AS mengakui jet tempurnya menembak jatuh sebuah pesawat militer Suriah di dekat Raqqa pada Minggu (18/6) waktu setempat. AS menyebut serangan itu sebagai aksi membela diri, setelah pesawat militer Suriah itu menyerang pasukan oposisi Suriah, yang didukung koalisi pimpinan AS.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut aksi AS menembak jatuh pesawat Suriah itu sebagai 'pelanggaran kedaulatan Republik Arab Suriah' dan 'agresi militer'. Diketahui bahwa Rusia merupakan sekutu dekat rezim pemerintah Suriah, yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebagai dampaknya, seperti dilansir CNN, Selasa (20/6/2017), Rusia memutuskan untuk berhenti menggunakan saluran komunikasi 'de-conflict' yang penting demi menghindari konflik antara militer AS dan Rusia yang sama-sama memiliki operasi militer di wilayah Suriah. De-conflict bertujuan untuk mengurangi risiko tabrakan di udara.

AS dan Rusia sama-sama memerangi kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah, namun keduanya berada di kubu berbeda. Rusia bersekutu dengan Rezim Assad, sedangkan AS dan sekutunya beraliansi dengan kelompok oposisi yang melawan rezim Assad.


Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan pihaknya akan memberlakukan aturan baru di wilayah udara Suriah bagian barat.

"Mulai sekarang, di area yang menjadi lokasi misi serangan pesawat Rusia di langit Suriah, setiap objek terbang yang ditemukan di sebelah barat Sungai Efrat, termasuk pesawat dan kendaraan nirawak milik koalisi internasional, yang terlacak oleh sistem pertahanan antipesawat Rusia di udara maupun darat, akan dianggap sebagai target udara," demikian pernyataan tersebut.


Pasukan koalisi pimpinan AS telah memberikan tanggapan atas pernyataan Rusia itu. AS menegaskan komitmennya untuk memegang teguh saluran 'de-conflict' dalam misi di Suriah.

"Sebagai dampak dari pertempuran yang juga melibatkan rezim pro-Suriah dan pasukan militer Rusia, kami telah mengambil langkah hati-hati dengan reposisi pesawat di wilayah Suriah demi menjamin keselamatan awak udara kami, merujuk pada ancaman di medan pertempuran, dalam terus menargetkan ISIS," ucap juru bicara koalisi pimpinan AS, Kolonel Ryan Dillon, kepada CNN.

"Kami terus melanjutkan operasi di wilayah Suriah untuk menargetkan ISIS dan memberikan bantuan udara bagi pasukan koalisi serta pasukan mitra kami di lapangan. Kami sebagai koalisi selalu siap untuk de-conflict," imbuhnya.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads