Otoritas menyatakan, korban yang diidentifikasi sebagai Charleena Lyles menelepon polisi untuk melaporkan percobaan perampokan di apartemennya pada Minggu (19/6) pagi waktu setempat. Wanita hamil tersebut menodongkan pisau pada dua polisi yang datang ke apartemennya. Polisi pun melepas tembakan hingga menewaskan wanita berumur 30 tahun itu.
Kepolisian menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (20/6/2017), ada tiga anak-anak di dalam apartemen tersebut saat penembakan terjadi. Tak ada yang terluka dalam insiden itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengapa mereka tidak menggunakan senjata kejut listrik pada dia?" ujar Monika Williams, saudara perempuan korban, kepada media lokal Seattle Times.
Dalam rekaman audio yang dirilis otoritas setempat pada Senin (19/6) waktu setempat, dua polisi terdengar berbicara pada Lyles dan berteriak "Hei, mundur! Mundur!" sebelum terdengar beberapa kali tembakan. Kedua polisi tersebut telah diliburkan menunggu hasil penyelidikan.
Otoritas menyatakan, kedua polisi sebenarnya dilengkapi dengan senjata yang tidak mematikan, sesuai kebijakan departemen kepolisian.
Wali Kota Seattle Ed Murray menyebut penembakan tersebut "tragedi bagi semua yang terlibat" dan menjanjikan transparansi selama penyelidikan.
"Ini akan diselidiki secara menyeluruh," ujar Murray.
Departemen Kepolisian Seattle telah berada di bawah pengawasan Departemen Kehakiman AS menyusul sebuah laporan lima tahun lalu yang menyebutkan para polisi terlalu sering menggunakan kekerasan berlebihan.
(ita/ita)