Seperti dilansir Reuters, Rabu (7/6/2017), kehadiran pesawat pengebom B-52 di dekat perbatasannya membuat Rusia kesal. Insiden ini membangkitkan ingatan akan Perang Dingin. Saat Uni Soviet masih utuh, B-52 dirancang untuk menyerang target vital Rusia di Kutub Utara. Pesawat B-52 sendiri merupakan pesawat pengebom jarak jauh yang pertama digunakan tahun 1950-an.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan, kemunculan pesawat militer AS di wilayah Eropa tidak akan membantu meredakan ketegangan antara negara Barat dan Rusia. Sedangkan mantan komandan Angkatan Udara Rusia menyebut aksi AS ini 'tidak sopan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awak pesawat Rusia Su-27, bergerak mendekat pada jarak aman, mengidentifikasi pesawat itu sebagai pengebom strategis B-52 milik Amerika dan mengawalnya," terang Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.
Jet tempur Rusia itu mengawal pesawat pengebom AS hingga pesawat itu berganti arah dan terbang menjauh dari perbatasan Rusia. Dituturkan Rusia, jet tempur Sukhoi Su-27 itu dikerahkan dari unit pertahanan udara Baltic Fleet, yang memiliki basis di Kaliningrad.
Dalam pernyataan terpisah, militer AS menyatakan, pesawat pengebom B-52 itu mengudara di wilayah udara internasional. AS menolak berkomentar banyak soal pengerahan jet tempur Rusia untuk mencegat pesawat pengebom itu.
"Kami bisa mengkonfirmasi bahwa pesawat B-52 milik Angkatan Udara AS sedang beroperasi di wilayah udara internasional, tapi kami tidak memiliki informasi apapun untuk disampaikan saat ini terkait perilaku pesawat Rusia," ucap juru bicara Angkatan Udara AS, Kolonel Patrick Ryder.
Negara anggota NATO di Eropa, seperti Inggris, cukup sering mengerahkan jet tempurnya untuk mencegat pesawat militer Rusia yang terbang dekat wilayah udara mereka. Namun tergolong jarang bagi Rusia untuk melaporkan pengerahan jet tempurnya untuk mencegat pesawat negara lain.
(nvc/ita)