Mauritania Juga Putuskan Hubungan dengan Qatar

Mauritania Juga Putuskan Hubungan dengan Qatar

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 07 Jun 2017 10:34 WIB
Doha, Qatar (Foto: Getty Images)
Doha - Pemerintah Mauritania, salah satu anggota Liga Arab, ikut memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Alasannya, Qatar dituduh mendukung para teroris.

"Pemerintah Qatar telah mengaitkan kebijakan-kebijakannya ... untuk mendukung organisasi-organisasi teroris dan penyebaran ide-ide ekstremis," demikian statemen dari Kementerian Luar Negeri Mauritania yang dimuat dalam bahasa Arab oleh Badan Informasi Mauritania pada Selasa (6/6) waktu setempat.

"Ini telah mengakibatkan banyaknya korban jiwa di negara-negara Arab, di Eropa dan seluruh dunia," demikian disampaikan seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (7/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya pada Senin, 5 Juni, negara-negara Teluk Arab, seperti Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab plus Mesir beramai-ramai memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Alasannya, mereka sepakat bahwa Qatar mendukung terorisme dan ekstremisme. Langkah serentak Arab Saudi cs ini diambil seiring tudingan negara-negara Arab bahwa Qatar mendukung agenda Iran, yang merupakan rival utama Saudi cs.

Dalam statemen yang dirilis kantor berita resmi Saudi, SPA, pemerintah Saudi menuding Qatar mendukung kelompok-kelompok militan dan menyebarkan ideologi keras mereka, yang tampaknya mengacu ke media berpengaruh al-Jazeera milik pemerintah Qatar.

"Qatar mendukung banyak teroris dan kelompok-kelompok sektarian yang bertujuan merusak stabilitas di wilayah, termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS dan al-Qaeda, serta mempromosikan pesan-pesan dan skema kelompok-kelompok ini lewat media mereka secara terus-menerus," demikian pernyataan SPA.

Disebutkan SPA, Qatar juga mendukung para militan yang didukung Iran di wilayahnya yang sebagian besar dihuni warga Syiah, Qatif dan di Bahrain.

Senada dengan itu, pemerintah Mesir menyatakan bahwa kebijakan Qatar "mengancam keamanan nasional Arab dan menebar bibit-bibit perselisihan dan perpecahan dalam masyarakat Arab sesuai rencana yang disengaja, yang diarahkan ke persatuan dan kepentingan negara-negara Arab," demikian statamen kantor berita resmi Mesir.

Langkah negara-negara itu kemudian diikuti pula oleh pemerintah Yaman, Libya dan Maladewa yang juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, dengan alasan yang sama.

Pemerintah Qatar telah sejak lama menghadapi tudingan sebagai negara pendukung teror. Negara itu juga telah dikritik karena dukungannya pada kelompok-kelompok pemberontak yang memerangi rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sejumlah warga Qatar juga telah mendapat sanksi oleh Departemen Keuangan AS karena aktivitas mendanai teror.

Beberapa pekan terakhir, dalam artikel-artikel yang dimuat di media Amerika, Qatar telah dituduh mendanai teror. Negara itu juga dikritik karena memberikan perlindungan bagi mantan kepala gerakan Hamas, Khaled Meshaal, yang awal bulan ini menggunakan basisnya di Doha untuk meluncurkan dokumen kebijakan barunya. Seperti diketahui, Meshaal telah beberapa tahun ini mengasingkan diri di Doha, Qatar.

Menurut kantor berita AFP, kelompok militan Taliban Afghanistan membuka sebuah kantor di Doha pada tahun 2013. Qatar yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia sepakbola pada tahun 2022, merupakan salah satu anggota koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat dalam memerangi kelompok ISIS. Di negara itu juga terdapat pangkalan udara Al-Udeid, tempat di mana AS melakukan semua operasi udara koalisi untuk wilayah tersebut.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads