Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina Delfin Lorenzana mengatakan pada konferensi pers di Manila, hari ini seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (1/6/2017), para militan yang berasal dari Arab Saudi, Malaysia, Indonesia, Yaman dan Chechnya termasuk di antara militan-militan yang ditemukan tewas di Marawi dalam sepekan terakhir.
Dikatakan Lorenzana, ada delapan warga asing yang tewas, yang diketahui bertempur untuk para militan Maute di Marawi. Lorenzana tidak menyebutkan lebih detail mengenai identitas kedelapan warga asing, termasuk WNI tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah lokal menyatakan, sekitar 2 ribu warga terjebak di wilayah-wilayah yang dikuasai militan Maute yang telah mengibarkan bendera-bendera ISIS di kota Marawi.
Presiden Rodrigo Duterte telah memberlakukan hukum darurat militer di seluruh wilayah Mindanao sebagai respons atas krisis di Marawi. Krisis Marawi disebut Duterte sebagai awal operasi besar ISIS untuk membentuk basis di Filipina.
Lorenzana mengingatkan, banyak militan yang mungkin berhasil kabur dari Marawi meskipun adanya pemeriksaan ketat di kota tersebut dan sekitarnya.
"Kami mendapat laporan mereka pergi ke sejumlah kota di sekitar kota Marawi," tutur Lorenzana.
Dikatakannya, di awal-awal serangan militan ke Marawi, ada sekitar 500 militan, namun kini hanya ada 50 hingga 100 militan yang diyakini masih berada di Marawi. Menurut militer Filipina, total 120 militan telah tewas dalam pertempuran sepekan terakhir, artinya ada sekitar 330 militan lainnya yang tidak diketahui keberadaannya dan kemungkinan telah berhasil kabur dari Marawi.
(ita/ita)











































