Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi menyatakan seperti dikutip kantor berita Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir Reuters, Selasa (30/5/2017), dua polisi Saudi yang terluka telah dibawa ke rumah sakit. Tidak disebutkan lebih detail mengenai kondisi keduanya saat ini.
Dikatakan juru bicara tersebut, sebuah bom rakitan meledak di pinggiran kawasan tua Desa Awamiyah, atau yang dikenal sebagai al-Mosara pada Senin (29/5) pagi waktu setempat. Kawasan tersebut sebagian besar dihuni oleh warga Syiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Saudi mengklaim jalan-jalan sempit di Mosara, yang dibangun pada era kekuasaan Ottoman lebih dari 200 tahun silam, telah menjadi tempat persembunyian para militan yang diyakini mendalangi serangan-serangan terhadap pasukan keamanan di wilayah tersebut. Otoritas Saudi menyatakan, distrik modern yang terdiri dari pusat-pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran dan taman-taman nantinya akan dibangun di kota tersebut.
Namun para pakar PBB mengkritik upaya yang tengah berlangsung untuk menghancurkan Mosara dan menuding pemerintah Saudi menghilangkan warisan budaya, melanggar HAM dan memaksa warga meninggalkan rumah-rumah mereka.
Awamiya telah menjadi lokasi aksi-aksi protes antirezim sejak tahun 2011. Para demonstran menuntut kebebasan berbicara, pembebasan para tahanan politik dan penghentian diskriminasi ekonomi dan agama terhadap warga Syiah. Aksi-aksi demo meningkat setelah eksekusi mati ulama ternama Syiah, Sheikh Nimr al-Nimr pada Januari 2016. (ita/ita)











































