Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Sabtu (27/5/2017), Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar menyatakan keenam pria itu ditangkap dalam sejumlah penggerebekan terpisah yang digelar di empat wilayah Malaysia, antara 23-26 Mei.
Salah satu pria yang ditangkap diidentifikasi sebagai Muhammad Muzafa Arieff Junaidi. Dia menyerahkan diri setelah polisi merilis keterangan pers yang meminta publik melaporkan informasi soalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua pria lainnya yang ditangkap adalah kakak-beradik yang berprofesi sebagai guru madrasah dan pengusaha online. Keduanya dicurigai membantu pergerakan militan di dalam wilayah Suriah. Kakak-beradik ini masih terkait dengan Muhammad Fudhail Omar, yang menginstruksikan serangan teror 'lone wolf' di Sabah, pada Agustus 2016.
Fudhail Omar diperkirakan akan mengambil alih peran militan ISIS Muhammad Wanndy Mohamed Jedi, yang masuk daftar teroris global Amerika Serikat hingga kematiannya. Wanndy merupakan otak di balik serangan granat di bar Kuala Lumpur, pada Juni 2016, yang melukai 8 orang.
Pria lain yang ditangkap diidentifikasi sebagai pensiunan tentara berusia 54 tahun yang menyalurkan dana 20 ribu ringgit (Rp 62 juta) untuk militan Suriah, melalui sejumlah transaksi. Salah satu anak pensiunan tentara ini diketahui bergabung dengan militan di Suriah.
Dua orang lainnya yang ditangkap tidak disebut identitasnya. Keduanya disebut mendukung dan membantu pergerakan ISIS di Suriah. Khalid menegaskan, keenam pria ini akan terus ditahan untuk diinterogasi.
Malaysia telah menangkap lebih dari 250 orang antara tahun 2013-1016 atas kecurigaan terlibat aktivitas militan terkait ISIS.
(nvc/try)











































