Dilaporkan media AS, NBC News, seperti dikutip pada Selasa (23/5/2017), sejumlah pejabat senior penegak hukum AS telah mendapatkan penjelasan dari otoritas Inggris soal ledakan yang terjadi pada Senin (22/5) malam sekitar pukul 22.33 waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pejabat senior AS itu mengungkapkan kepada NBC News soal bukti forensik di lokasi kejadian yang menguatkan keterlibatan pengebom bunuh diri dalam insiden mengejutkan ini.
"Termasuk sesosok mayat yang ditemukan di lokasi ledakan, mengindikasi ini serangan bom bunuh diri," sebut pejabat senior AS yang enggan disebut namanya itu kepada NBC News.
Baik pejabat penegak hukum Inggris maupun AS untuk saat ini meyakini, bahwa mereka telah mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri. Namun identitasnya belum dirilis ke publik.
Secara terpisah kepada media AS lainnya, CNN, sumber pejabat penegak hukum AS menuturkan seseorang berjenis kelamin laki-laki diidentifikasi sebagai terduga pengebom bunuh diri. Pejabat AS itu menyebut, serangan bom bunuh diri dipertimbangkan sebagai 'penyebab paling mungkin' atas ledakan itu.
Baca juga: Ledakan di Konser Ariana Grande Diduga Akibat Bom Bunuh Diri
Sedikitnya 19 orang tewas dan sekitar 50 orang lainnya luka-luka akibat ledakan ini. Laporan awal menyebut beberapa korban tewas terinjak-injak saat kepanikan terjadi sesaat usai ledakan. Ledakan itu terjadi sesaat setelah Ariana Grande menyelesaikan konser dan meninggalkan panggung. Titik ledakan dilaporkan ada di lorong pintu keluar Manchester Arena, bukan di dalam arena konser.
Belum ada pihak maupun kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan ini. Namun para pendukung kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merayakan ledakan itu via media sosial.
"Tampaknya bom-bom Angkatan Udara Inggris terhadap anak-anak Mosul dan Raqqa baru saja kembali ke #Manchester," demikian postingan pengguna Twitter dengan akun Abdul Haqq, mengenai kota di Irak dan Suriah yang dikuasai para militan ISIS dan menjadi target serangan-serangan udara koalisi internasional yang dipimpin AS. Akun Twitter itu terafiliasi ke ISIS.
(nvc/ita)