Sidang darurat tersebut akan digelar pada Selasa (23/5) waktu setempat atas permintaan Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.
"Dikarenakan peluncuran rudal terbaru Korea Utara (21 Mei), konsultasi mendesak telah diminta oleh AS, Jepang dan ROK (Republik Korea atau Korsel). Pertemuan akan dilaksanakan pada Selasa, 23 Mei," demikian disampaikan misi Uruguay untuk PBB yang tengah mendapat giliran menjadi presiden DK PBB, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (22/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir Reuters, Senin (22/5/2017), menyatakan pemimpin Korut Kim Jong-Un mengawasi langsung uji coba rudal terbaru itu. Tidak hanya itu, Kim Jong-Un juga memerintahkan pengerahan rudal itu di medan pertempuran.
Korut mengklaim uji coba rudal balistik jarak menengah yang baru saja dilakukan bertujuan untuk mengetes daya tahan. Rudal yang diklaim mampu membawa hulu ledak nuklir itu, disebut siap diluncurkan dalam situasi tertentu.
Korut yang selama ini mengabaikan seruan dunia internasional untuk menghentikan program rudal dan nuklir, menyebut senjata semacam itu penting untuk pertahanan diri.
(ita/ita)