Dituturkan Kepolisian Prancis, seperti dilansir Reuters, Senin (8/5/2017), lebih dari 100 orang ditahan di distrik Menilmontant, Paris sebelah timur laut. Mereka yang ditangkap dituding melanggar sejumlah aturan hukum, mulai dari melemparkan molotov ke polisi hingga merusak properti.
Para demonstran itu memprotes Macron yang dijuluki kalangan sayap timur sebagai 'elite kapitalisme global' dan rivalnya, Marine Le Pen, yang beraliran nasionalis sayap kanan jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pilpres yang digelar Minggu (7/5) waktu setempat, Macron mengalahkan Le Pen dengan perolehan suara 66 persen melawan 34 persen. Perayaan besar-besaran digelar di kompleks museum ternama Louvre, Prancis pada Minggu (7/5) malam hingga Senin (8/5) dini hari.
Mayoritas pendukung Macron merasa lega karena Le Pen kalah. Sosok Le Pen yang anti-Uni Eropa dan anti-imigran dipandang mengancam Prancis, yang banyak dihuni imigran.
Kelompok garis keras CGT merencanakan aksi protes di Paris pada Senin (8/5) waktu setempat, untuk memprotes kebijakan ekonomi liberal yang digaungkan Macron.
(nvc/nwk)











































