Macron yang masih berusia 39 tahun ini belum pernah memegang jabatan publik sebelumnya. Dalam pidato kemenangannya, seperti dilansir Reuters, Senin (24/4/2017), Macron kembali menegaskan dirinya akan mengubah sistem politik Prancis yang 'membosankan'.
"Dalam satu tahun, kita telah mengubah wajah politik Prancis," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pemungutan Suara Pilpres Prancis Digelar, 11 Calon Berebut Suara
Hasil penghitungan mendekati akhir yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Prancis menunjukkan Macron meraih suara terbanyak dengan perolehan suara 23,9 persen. Diikuti oleh Le Pen dengan perolehan suara 21,4 persen. Hasil itu didasarkan pada 96 persen total suara yang telah dihitung.
Tidak ada kandidat dari partai besar seperti Republikan dan Sosialis yang lolos ke putaran kedua dalam pilpres kali ini. Kantor berita AFP menyebutnya sebagai yang pertama kali dalam enam dekade terakhir di Prancis.
"Tantangannya adalah mendobrak sistem yang tidak mampu menemukan solusi bagi persoalan negara kita selama lebih dari 30 tahun," imbuh Macron yang mantan bankir investasi ini. Macron menyebut hasil putaran pertama ini menjadi bentuk penolakan jelas bagi partai-partai tradisional.
Baca juga: Capres Prancis Batalkan Kampanye Usai Penembakan Champs Elysees
Secara terpisah, Le Pen menyebut keberhasilannya melaju ke putaran kedua ini sebagai 'suara bersejarah'. "Babak pertama telah dilalui," ucap Le Pen di hadapan pendukungnya.
"Isu utama dalam pilpres ini adalah globalisasi yang tak terkendali, yang menempatkan peradaban kita dalam bahaya. Apakah kita akan lanjut pada jalur deregulasi sepenuhnya, tanpa perbatasan dan tanpa perlindungan... imigrasi massal dan pergerakan bebas para teroris... atau Anda memilih Prancis," tegasnya.
(nvc/bpn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini