Dilansir Aljazeera, Sabtu (22/4/2017), sedikitnya ada 11 orang tewas di Caracas setelah aksi massa yang menuntut lengsernya Presiden Nicholas Maduro itu berlanjut. Kementerian Luar Negeri menyebut, enam orang juga terluka dalam kekerasan yang semakin meningkat dalam insiden yang dimulai sejak Kamis (19/4) lalu tersebut.
Menurut saksi mata seperti dilansir oleh kantor berita AFP, polisi anti-huru hara menembakkan gas air mata dalam pertempuran di jalanan, baik di timur, barat, dan selatan Caracas dengan para demonstran yang menuntut penggusuran Maduro. Polisi juga diperintahkan untuk menyelidiki siapa dibalik kematian 11 orang dan enam orang yang luka-luka tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polisi menembakkan gas air mata, warga sipil bersenjata menembak senjata di gedung-gedung. Keluarga saya dan saya melemparkan diri ke lantai, sangat mengerikan," kata warga yang berprofesi sebagai pekerja konstruksi, Carlos Yanez, yang menjadi saksi mata kejadian tersebut.
Pria berusia 33 tahun itu mengatakan kejadian tersebut terlihat seperti perang. Pada satu titik, ada momen ketika para demonstran melemparkan bom molotov dan berhasil membakar salah satu truk polisi berlapis baja yang menembakkan gas air mata ke arah mereka. (nth/jor)