Pemerintah menetapkan kondisi darurat. Angkatan bersenjata Mesir dikerahkan untuk menjaga objek-objek vital. Pemboman dua gereja itu didalangi oleh ISIS.
Dilansir AFP, Sabtu (15/4/2017), polisi melakukan penetatan penjagaan di kota dari provinsi Minya. Jumat (14/4) waktu setempat, masyarakat mendatangi gereja-gereja untuk memperingati hari Yesus Kristus disalib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ritul ini diselimuti kesedihan untuk minoritas kristiani di sini. Betapa tidak? Minggu lalu ada ledakan bom bunuh diri di gereja yang ada di Tanta dan Aleksandria. 45 Orang tewas.
"Dengan insiden itu, kami saat ini hidup dengan Yesus dalam penderitaannya," kata Uskup Koptik Kirillos.
Sabtu, kaum ortodoks akan merayakan Paskah, bersama Paus Koptik Tawadros II memimpin pelayanan di Katedral Saint Mark, Kairo. Gereja mengumumkan bahwa perayaan Paskah akan disesuaikan dengan kondisi umat yang masih dilanda kesedihan terkait ledakan bom, perayaan akan lebih sederhana.
"Memberikan situasi terkini dan solidaritas kami dengan keluarga korban, kami akan membatasi perayaan Paskah," kata otoritas gereja setempat.
"Tak akan ada dekorasi di gereja dan ruangan secara normal diperuntukkan menerima jemaat," kata pejabat Gereja Koptik kepada AFP.
Umat Koptik adalah sepersepuluh dari populasi Mesir yang berjumlah 92 juta jiwa. Kaum minoritas ini telah menjadi target serangan beberapa kali di bulan-bulan terakhir. Pada Desember tahun lalu, kelompok pembom bunuh diri ISIS menyerang gereja di Kairo, 29 orang tewas. (dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini