Disampaikan Kementerian Dalam Negeri Mesir dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Selasa (11/4/2017), tujuh terduga militan ISIS tewas setelah mereka menembaki personel kepolisian yang mendekati posisi mereka, pada Senin (10/4) waktu setempat.
Saat didatangi personel kepolisian, para terduga militan ISIS itu sedang menggelar pertemuan untuk merencanakan serangan terhadap warga Kristen setempat. Baku tembak itu terjadi di kota Assiut, Mesir bagian selatan, yang memiliki banyak populasi warga Kristen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden ini terjadi sehari setelah kabinet pemerintahan Mesir menyetujui penetapan keadaan darurat selama 3 bulan. Keadaan darurat diberlakukan untuk merespons ledakan bom yang mengguncang dua gereja di kota Tanta dan Alexandria, yang menewaskan 44 orang. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan bom itu.
Pengeboman yang terjadi pada Minggu (9/4) waktu setempat itu, menandai serangan terbaru terhadap minoritas Kristen Koptik di Mesir, yang jumlahnya terbesar di kawasan Timur Tengah. Warga penganut Kristen Koptik telah sejak lama mengalami teror dan menuding pemerintah Mesir tidak berbuat banyak untuk melindungi mereka.
(nvc/ita)