Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia menyebut serangan rudal Amerika Serikat (AS) ke pangkalan udara Shayrat di Suriah, telah direncanakan sebelum serangan kimia terjadi di Suriah.
"Sangat jelas bila serangan rudal AS telah disiapkan sebelumnya," demikian pernyataan dari Kemlu Rusia seperti dilansir BBC.com, Jumat (7/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat jelas pula bila Washington telah membuat keputusan untuk menyerang sebelum peristiwa di Idlib, yang hanya digunakan sebagai dalih untuk unjuk kekuatan," sebutnya.
Serangan rudal AS itu dilakukan pada Kamis (6/4) malam waktu AS, atau Jumat (7/4/) dini hari, sekitar pukul 03.45 waktu setempat. Sedikitnya 59 rudal Tomahawk ditembakkan dari dua kapal perang AS, USS Porter dan USS Ross, yang siaga di Laut Mediterania.
Rudal-rudal itu ditembakkan secara terarah pada pesawat tempur, landasan udara dan pusat pengisian bahan bakar di pangkalan udara Shayrat. Seorang sumber militer Suriah, seperti dilansir AFP, mengakui serangan AS itu mengenai salah satu pangkalan udara mereka dan memicu kerusakan.
Pangkalan udara Shayrat dipilih sebagai target serangan AS karena pangkalan udara itu merupakan asal pesawat yang menjatuhkan bom-bom kimia di Khan Sheikhun. Serangan kimia di kota Suriah yang dikuasai pemberontak tersebut menewaskan lebih dari 80 orang, termasuk puluhan anak-anak. AS dan negara-negara Barat lainnya menuding rezim Presiden Bashar al-Assad sebagai dalang di balik serangan kimia itu.
Rezim Suriah membantah tudingan itu dan menyalahkan kelompok pemberontak setempat. Namun Departemen Pertahanan AS memperlihatkan citra satelit hasil pelacakan radar, yang menunjukkan sebuah pesawat tempur Suriah meninggalkan pangkalan udara Shayrat dan mengudara ke area Khan Sheikhun yang menjadi lokasi serangan kimia pada Selasa (4/4) waktu setempat.
(dhn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini