Sedikitnya 59 rudal Tomahawk ditembakkan kapal perang AS ke pangkalan udara Suriah, usai serangan kimia yang menewaskan puluhan warga sipil di Suriah. Trump berang karena banyak anak menjadi korban dan serangan ini menjadi puncak amarahnya.
Misil Tomahawk ditembakkan dari kapal perang USS Ross dan USS Porter yang berada di lautan Mediterania. Tomahawk yang panjangnya 6,25 meter dan berat 1.590 kilogram adalah misil segala cuaca yang dapat menghantam target jarak jauh dengan presisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Guardian, Tomahawk didesain mampu terbang di ketinggian rendah, tidak berawak dan dipandu GPS untuk menghajar target sampai sejauh 1.500 dengan akurasi ekstrim. Serangan di Suriah sendiri menargetkan pangkalan pesawat, bunker amunisi dan instalasi radar.
Pembuat Tomahawk, perusahaan AS bernama Raytheon mendeskripsikannya sebagai senjata modern dan powerful yang bisa menghancurkan target dengan kerusakan sekitar yang minimal. Setiap unitnya memang mahal, seharga USD 1,5 juta.
Tomahawk rencananya akan diupgrade kemampuannya. "Memodernisasi Timahawk adalah cara yang cepat dan terjangkau agar kita tetap di depan" sebut Raytheon.
Tomahawk sudah menjadi bagian pesenjataan penting AS sejak Perang Teluk tahun 1991. Selain AS, Inggris menjadi negara mancanegara pertama yang bisa memakainya dalam kesepakatan yang ditandatangani tahun 1995. (fyk/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini