Dilaporkan organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir CNN, Kamis (6/4/2017), eksekusi mati oleh ISIS itu dilakukan di kawasan gurun al-Mayadin, dekat kota Deir Ezzor pada Rabu (5/4) pagi waktu setempat.
Observatory menyatakan, para aktivisnya di lapangan berhasil memonitor pelaksanaan eksekusi mati itu. "Ini operasi eksekusi mati terbesar yang dilakukan Daulah Islamiyah di tahun 2017," sebut Observatory yang berbasis di London, Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Serangan ISIS di Tikrit Irak Tewaskan 31 Orang, Termasuk 14 Polisi
Tidak diketahui pasti apakah orang-orang yang dieksekusi mati merupakan anggota pasukan pemerintah Suriah, anggota milisi atau kelompok pemberontak.
Eksekusi mati di Suriah ini terjadi di hari yang sama dengan serangan ISIS di Tikrit, Irak. Serangan itu menewaskan 31 orang, termasuk 14 polisi. Lebih dari 40 orang lainnya luka-luka dalam serangan tersebut.
Sekelompok pria bersenjata yang merupakan anggota ISIS melepas tembakan secara membabi-buta ke arah polisi dan warga sipil di Tikrit, sebelum meledakkan diri. Dalam serangan itu, beberapa pengebom ISIS mengenakan seragam militer.
ISIS yang menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah sejak tahun 2014 lalu, mulai kehilangan wilayah akibat berbagai gempuran. Dalam 6 bulan terakhir, ISIS kehilangan sumber pendanaan besar dan operasional medianya, serta beberapa pemimpin seniornya tewas atau ditangkap.
Kota Mosul di Irak dan Raqqa di Suriah masih dikuasai ISIS, namun mereka dalam kondisi terkepung. Pasukan Irak yang didukung milisi Syiah dan Kurdi terlibat dalam operasi merebut kembali Mosul dari ISIS. Sedangkan Pasukan Demokratik Suriah, aliansi etnis Kurdi dan Arab, semakin mendekati pinggiran Raqqa. Pasukan lokal itu dibantu koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).
(nvc/ita)











































