Seperti dilansir AFP, Jumat (31/3/2017), para pengungsi itu merupakan orang-orang yang melarikan diri dari konflik Suriah yang berlangsung sejak Maret 2011. Sejauh ini, konflik Suriah telah merenggut lebih dari 320 ribu nyawa.
Badan Pengungsi PBB atau UNHCR mendorong lebih banyak bantuan internasional untuk pengungsi Suriah. Juru bicara UNHCR, Cecile Pouilly, menyebut angka 5 juta pengungsi Suriah itu sebagai 'tonggak sejarah penting'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Soal Suriah, Pemerintah AS Tak Lagi Fokus Untuk Lengserkan Assad
Organisasi-organisasi kemanusiaan yang membantu para pengungsi Suriah seringkali mengutarakan kekhawatiran soal konflik yang tak kunjung berakhir. Mereka menyerukan lebih banyak dana dan aksi internasional untuk mengakhiri konflik Suriah.
"Sungguh jelas bahwa komunitas internasional telah gagal untuk mengakhiri konflik Suriah. Situasi di dalam negara itu masih tidak aman bagi orang-orang untuk pulang, kami melihat lebih banyak orang yang tersingkir setiap harinya," sebut Alun McDonald dari organisasi kemanusiaan Save the Children.
McDonald juga menyebut sebagian besar komunitas internasional juga gagal membantu pengungsi, dengan semakin banyak negara yang menutup perbatasan dan mengusir pengungsi.
Kebanyakan pengungsi Suriah ditampung di negara-negara kawasan seperti Turki, Libanon dan Yordania. Ada juga pengungsi Suriah yang ditampung di Irak dan Mesir. Ratusan ribu pengungsi Suriah juga melarikan diri ke Eropa, yang seringkali membuat mereka dieksploitasi oleh sindikat penyelundup manusia.
Baca juga: Kepala Propaganda ISIS Tewas dalam Serangan Udara AS di Irak
Hanya sejumlah kecil pengungsi Suriah yang kini bermukim secara resmi di Eropa, Kanada dan Amerika Serikat (AS). Kelompok pengungsi Suriah terbesar ada di Turki, dengan mencapai 2,9 juta orang yang terdaftar.
Di Yordania, ada 657 ribu pengungsi Suriah yang terdaftar pada PBB, namun pemerintah setempat menyebut angka sesungguhnya mencapai 1,3 juta pengungsi Suriah. Sedangkan di Libanon, PBB menyebut ada sekitar 1 juta pengungsi Suriah yang tinggal dalam kondisi memprihatinkan di kamp-kamp tak resmi. Situasi semakin sulit karena pemerintah menolak membangun kamp pengungsi resmi.
(nvc/ita)