AS dan Sekutu Boikot Pertemuan PBB Soal Larangan Senjata Nuklir

AS dan Sekutu Boikot Pertemuan PBB Soal Larangan Senjata Nuklir

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 28 Mar 2017 11:52 WIB
Foto: Tom Pennington/Getty Images
Washington - Lebih dari 100 negara memulai pertemuan pertama PBB untuk membahas larangan senjata nuklir yang mengikat secara hukum. Namun Amerika Serikat beserta negara-negara besar lainnya memboikot pertemuan yang dianggapnya tidak realistis itu.

Bahkan sebelum pertemuan PBB tersebut dimulai pada Senin (27/3) waktu setempat, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyampaikan penolakan atas usulan melarang senjara nuklir.

"Sebagai seorang ibu dan seorang putri, tak ada yang paling saya inginkan untuk keluarga saya selain dunia tanpa senjata nuklir," kata Haley seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (28/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi kita harus realistis," tuturnya. "Apakah ada orang yang percaya bahwa Korea Utara akan setuju pada larangan senjata nuklir?" imbuh Haley di depan sekitar 20 dubes dari sekutu-sekutu AS yang memboikot pertemuan PBB tersebut, termasuk Inggris, Prancis, Korea Selatan, Turki dan sejumlah negara dari Eropa timur.

Dubes Rusia dan China juga absen dalam pembicaraan PBB tersebut. Haley memperkirakan hampir 40 negara tidak ikut dalam pertemuan tersebut.

Upaya untuk larangan senjata nuklir diumumkan pada Oktober 2016 lalu oleh 123 negara anggota PBB. Mereka menganggap ancaman senjata atom kini meningkat berkat ketegangan yang dipicu oleh program senjata nuklir Korea Utara dan pemerintahan baru AS yang tak bisa diprediksi.

Para penggerak upaya tersebut termasuk Austria, Irlandia, Meksiko, Brasil, Swedia, Afrika Selatan, yang didukung oleh ratusan organisasi nirlaba. Namun Inggris, Prancis, Israel, Rusia dan AS dengan tegas menolak upaya tersebut. Sedangkan China, India dan Pakistan memilih abstain. Padahal semua negara tersebut merupakan negara-negara berkekuatan nuklir.

Bahkan Jepang -- satu-satunya negara di dunia yang telah mengalami serangan atom pada tahun 1945 -- juga menolak upaya tersebut. Alasannya, kurangnya konsensus atas negosiasi bisa merusak kemajuan perlucutan senjata nuklir yang efektif. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads