Seperti dilansir CNN, Selasa (14/2/2017), percakapan telepon itu dilakukan sebelum Flynn resmi menjabat penasihat keamanan nasional AS. Hal itu berpotensi dijadikan bahan pemerasan oleh Rusia terhadap AS. Pengunduran diri ini diumumkan setelah Departemen Kehakiman AS memberikan peringatan kepada pemerintahan Trump terkait isu tersebut.
"Sangat disayangkan, karena semuanya berjalan cepat, saya secara tidak sengaja memberikan informasi tidak lengkap kepada Wakil Presiden terpilih dan pejabat lainnya terkait percakapan telepon saya dengan Duta Besar Rusia," tulis Flynn dalam surat pengunduran dirinya, merujuk Wakil Presiden Mike Pence.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 680 Orang Ditangkap dalam Razia Imigran Ilegal di AS
Pengunduran diri Flynn diajukan beberapa jam setelah Presiden Trump, melalui juru bicaranya, menyatakan tengah mengkaji situasi yang melingkupi Flynn.
"Saya mengajukan pengunduran diri saya, merasa terhormat telah mengabdi untuk negara ini dan rakyat Amerika dalam cara yang terhormat. Saya tahu dengan kepemimpinan kuat Presiden Donald J Trump dan Wakil Presiden Mike Pence dan tim super yang mereka bentuk, tim ini akan mencetak sejarah sebagai kepresidenan terhebat dalam sejarah AS," sebut Flynn.
Pensiunan Jenderal Keith Kellog ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas Penasihat Keamanan Nasional guna menggantikan Flynn untuk sementara, sembari Trump mencari pengganti tetapnya. Kellogg tadinya menjabat Kepala Staf pada Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Dengan pengunduran diri ini, Flynn mencatat sejarah sebagai penasihat senior kepresidenan yang menjabat paling singkat, yakni kurang dari sebulan. Pengunduran diri Flynn ini membuat Trump kehilangan penasihat terdekat yang mendampinginya sejak lama. Flynn telah menjadi penasihat Trump untuk isu kebijakan luar negeri dan keamanan nasional sejak masa kampanye pilpres tahun lalu.
Baca juga: Aparat AS Gelar Razia Imigrasi, Warga Indonesia Merasa Risau
Polemik soal Flynn berawal saat dia gagal membantah secara tegas laporan media The Washington Post, yang mengungkapkan percakapan telepon dengan Dubes Rusia Sergey Kislyak pada Desember 2016, juga membahas sanksi AS untuk Rusia. Tergolong ilegal bagi seorang warga negara AS untuk berunding dengan pemerintahan asing atas nama AS. Saat telepon dilakukan, Flynn belum resmi menjabat penasihat senior Gedung Putih sehingga tak bisa mewakili AS.
Kekhawatiran pun muncul karena Flynn yang seorang purnawirawan Letnan Jenderal dan pernah memimpin Badan Intelijen Pertahanan AS ini, membahas sanksi dengan seorang pejabat asing yang teleponnya kerap diawasi penegak hukum dan intelijen AS. Situasi semakin runyam saat berbagai pejabat tinggi pemerintahan Trump, termasuk Wakil Presiden Mike Pence, ditanya soal isu ini dan membantah ada pembahasan soal sanksi antara Trump dengan Kislyak.
Wapres Pence bahkan menegaskan dalam wawancara dengan CBS News pada 15 Januari lalu, bahwa Flynn tidak membahas sanksi dengan Kislyak. Sejumlah pejabat AS menyebut Flynn telah memperdaya para pejabat tinggi pemerintahan Trump lainnya, termasuk Wapres Pence.
(nvc/ita)











































