Kesepakatan itu dicapai dalam percakapan telepon keduanya pada Selasa, 7 Februari malam waktu setempat. Menurut sumber-sumber kepresidenan Turki, kedua pemimpin juga membahas zona aman di Suriah, krisis pengungsi dan perang melawan teror. Dalam percakapan via telepon itu, Erdogan juga mendesak Trump untuk tidak mendukung milisi Kurdi Suriah, YPG.
Sementara itu, Gedung Putih menyatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (8/2/2017), Trump berbicara mengenai komitmen bersama kedua negara untuk memerangi terorisme dalam segala bentuk. Trump juga menyambut kontribusi Turki dalam perang melawan ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan Erdogan dengan mantan Presiden Barack Obama dilanda ketegangan akibat dukungan AS pada para milisi YPG, yang oleh pemerintah Turki dianggap sebagai organisasi teroris.
Dalam percakapan telepon tersebut, Trump juga menegaskan dukungan AS untuk Turki sebagai "mitra strategis dan sekutu NATO."
Sumber-sumber Turki mengatakan, Direktur CIA Mike Pompeo akan berkunjung ke Turki pada Kamis (9/2) untuk membahas YPG dan tentang memerangi jaringan pendukung ulama ternama Fethullah Gulen, yang oleh pemerintah Turki dituduh sebagai dalang upaya kudeta pada Juli 2016 lalu.
(ita/ita)











































