Seperti majalah mingguan terkemuka di Jerman, Der Spiegel yang menampilkan gambar sosok Trump, tanpa wajah. Dalam cover itu, Trump digambarkan membawa kepala Patung Liberty yang terpenggal dan berlumuran darah di tangan kanan dan pisau berdarah di tangan kiri.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cover Der Spiegel itu sebenarnya mirip apa yang ditampilkan lembaran depan New York Daily News pada Desember 2015 lalu, cuma dalam karikatur hitam putih.
Tak pelak karikatur itu juga dikritik beberapa koran di Jerman. Sedangkan Wakil Presiden Jerman di Parlemen Eropa mengatakan gambar sampul itu "Tidak memiliki selera".
Dalam hubungan bilateral dengan Jerman, Trump pernah mengkritik kebijakan Kanselir Jerman Angle Merkel tentang penerimaan imigran dari Timur Tengah. Trump mengatakan kebijakan Markel yang menerima imigran sebagai "catastrophic mistake" alias kesalahan besar yang menimbulkan bencana.
Selain Der Spiegel, yang juga menjadikan Trump gambar sampul kontroversial, ada pula Bloomberg Businessweek. Dalam akun twitternya, Bloomberg Businessweek mencuit pada 2 Februari, gambar sampul barunya.
![]() |
Ada foto Trump yang sejatinya memegang lembaran perintah eksekutif yang baru saja ditekennya. Namun, mirip seperti meme, lembaran perintah eksekutif order itu diubah menjadi tulisan "Insert hastily drafted, legally dubious, economically destabilizing executive order here". Yang berarti, disusun dengan masukan yang terburu-buru, meragukan secara hukum dan mendestabilisasi ekonomi.
Kemudian, ada majalah Inggris, The Economist, yang menggambarkan cover ilustrasi bahwa Trump digambarkan sedang melempar bom molotov dalam botol cocktail. Judul di majalah The Economist itu, "An insurgent in The White House" alias pengacau di Gedung Putih.
![]() |
Majalah beraliran liberal, The New Yorker, menampilkan cover padamnya api di ujung obor yang dibawa Patung Liberty, dan menyisakan asapnya.
![]() |