Gedung Putih Kritik Pembangunan Permukiman Israel yang Baru

Gedung Putih Kritik Pembangunan Permukiman Israel yang Baru

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 03 Feb 2017 09:15 WIB
Permukiman warga Israel di Amona, Tepi Barat yang baru digusur (REUTERS/Amir Cohen/File Photo)
Washington DC - Gedung Putih di bawah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut pembangunan permukiman baru oleh Israel tidak akan bermanfaat untuk proses perdamaian kawasan Timur Tengah. Hal ini sedikit berbeda dengan sikap keras pemerintahan Trump saat membela Israel sebelumnya.

"Sementara kami tidak meyakini keberadaan permukiman (Yahudi) menjadi halangan bagi perdamaian, pembangunan permukiman baru atau perluasan permukiman yang sudah ada di luar perbatasan terkini, mungkin tidak akan bermanfaat," ucap Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer, seperti dilansir AFP, Jumat (3/2/2017).

Pernyataan Spicer ini menunjukkan posisi berbeda dari pembelaan besar-besaran yang dilontarkan Trump untuk permukiman Israel sebelumnya. Sejak Trump menjabat pada 20 Januari lalu, Israel menyetujui pembangunan ribuan rumah baru untuk warganya di Tepi Barat, yang merupakan wilayah Palestina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa waktu terakhir, Israel mengungkapkan rencana untuk membangun 3 ribu unit rumah baru untuk warganya di Tepi Barat. Pengumuman itu merupakan pengumuman yang keempat dalam dua pekan terakhir sejak Trump menjabat.

Baca juga: Ratusan Warga Israel Digusur dari Amona Tepi Barat

Para pengkritik mengingatkan Israel bahwa pembangunan permukiman baru akan menggagalkan tercapainya solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina.

Permukiman Israel, baik di Tepi Barat maupun Yerusalem Timur dipandang ilegal di bawah hukum internasional. Namun Israel tak sepakat dengan melandaskan pada alasan sejarah dan politik. Isu permukiman telah menghalangi proses perdamaian antara kedua pihak.

Pekan ini, PM Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan akan membangun permukiman baru bagi warganya di Amona, Tepi Barat yang digusur. Penggusuran dilakukan setelah Mahkamah Agung Israel menyatakan permukiman Amona dibangun di atas tanah privat milik warga Palestina. Netanyahu bahkan telah memerintahkan pembentukan komisi khusus untuk mencari lokasi pembangunan permukiman baru.

Kelompok HAM Israel, B'Tselem, pembangunan permukiman tersebut menjadi yang pertama sejak akhir tahun 1990-an. Israel terakhir kali membangun permukiman Yahudi secara resmi di Tepi Barat pada tahun 1999. Meskipun banyak permukiman ilegal seperti Amona didirikan tanpa izin resmi. (nvc/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads