Militer Nigeria Salah Gempur, Korban Jiwa Bertambah Jadi 70 Orang

Militer Nigeria Salah Gempur, Korban Jiwa Bertambah Jadi 70 Orang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 19 Jan 2017 11:46 WIB
korban gempuran Angkatan Udara Nigeria (Foto: REUTERS/Medecins Sans Frontieres (MSF))
Abuja, - Jumlah korban tewas akibat gempuran Angkatan Udara Nigeria yang salah sasaran, telah bertambah menjadi 70 orang. Korban jiwa warga sipil tersebut diperkirakan masih akan bertambah, mengingat banyak korban luka yang tidak mendapatkan perawatan yang semestinya.

Militer Nigeria menyebut serangan udara ke kamp pengungsi di wilayah Rann tersebut sebagai sebuah kekeliruan. Target serangan udara tersebut seharusnya adalah para militan Boko Haram, namun malah menghantam kamp pengungsi. Militer Nigeria menyebut kondisi cuaca yang berkabut sebagai penyebab kesalahan fatal tersebut.

Organisasi Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/1/2017), jumlah korban jiwa sejauh ini sekitar 70 orang. "Diperkirakan bahwa 70 orang telah tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka," demikian disampaikan ICRC yang kehilangan enam stafnya dalam serangan udara pada Selasa (17/1) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan udara tersebut dilancarkan saat para pekerja kemanusiaan tengah membagikan makanan di kamp pengungsi yang dikelola militer tersebut. Kamp tersebut menampung puluhan ribu warga Nigeria yang meninggalkan rumah-rumah mereka akibat serangan kelompok pemberontak Boko Haram.

Menurut ahli bedah ICRC Laurent Singa yang merupakan bagian dari tim medis yang dikerahkan ke Rann usai serangan udara tersebut, kondisi perawatan pascaoperasi tidak memadai. Dikatakannya, sembilan pasien saat ini dalam kondisi kritis dan telah dievakuasi ke Maiduguri pada Selasa (17/1) waktu setempat. Sedangkan sekitar 46 orang mengalami luka-luka parah, ditambah dengan puluhan orang lainnya yang terluka ringan.

ICRC menyatakan, para korban yang luka parah perlu dipindahkan segera mengingat mereka dirawat di ruang terbuka. "Kami harap hingga malam ini semua pasien yang membutuhkan perawatan rumah sakit akan dipindahkan," demikian pernyataan ICRC.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads