Obama menyampaikan konferensi pers terakhirnya kepada wartawan di Gedung Putih, pada Rabu (18/1) waktu setempat, sebelum Trump dilantik pada Jumat (20/1) besok. Obama menyebut dirinya akan mundur dari kancah politik, namun tak segan bersuara jika muncul ancaman pada nilai-nilai inti AS.
"Saya ingin menulis, saya ingin tenang untuk sementara waktu dan tidak berbicara banyak lagi. Saya ingin menghabiskan waktu yang berharga dengan putri-putri saya," ucap Obama seperti dilansir AFP dan New York Times, Kamis (19/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jadi itu adalah prioritas saya untuk tahun ini. Tapi seperti saya katakan sebelumnya, saya masih seorang warga negara," imbuhnya.
Lebih lanjut, Obama menegaskan akan buka suara dan muncul ke publik jika dia melihat adanya upaya diskriminasi sistematis, pengikisan hak-hak warga untuk memilih, pembungkaman media atau pengusiran imigran-imigran yang lama menetap di AS. "Ada perbedaan antara politik yang berfungsi normal dengan isu-isu tertentu atau momen-momen tertentu, yang saya pikir, nilai-nilai inti kita dipertaruhkan," ucap Obama.
"Saya pikir hal-hal itu akan membuat saya berbicara keras," imbuhnya. Semasa kampanye, Trump bersumpah akan melarang warga muslim masuk ke AS dan juga mendeportasi jutaan imigran ilegal, yang kebanyakan berasal dari negara Amerika Latin.
![]() |
Soal kepemimpinan Trump, Obama berusaha memberikan kepastian dan menenangkan warga AS. "Saya telah memberi nasihat terbaik saya, nasihat soal isu-isu tertentu, baik luar negeri maupun dalam negeri," tutur Obama, merujuk pada percakapannya dengan Trump beberapa waktu lalu.
"Saya bisa memberitahu Anda bahwa -- ini hal yang saya katakan kepadanya (Trump-red) -- bahwa ini adalah pekerjaan yang bebannya tidak bisa Anda lakukan sendiri. Anda sungguh-sungguh bergantung pada tim," tegasnya.
Terakhir, Obama mengakui dirinya dan sang istri, Michelle, berusaha mengajarkan kepada kedua putrinya, Sasha dan Malia untuk tetap berharap usai Trump menang pilpres. "Ini bukan persoalan 'Obama-tanpa-drama'. Ini adalah hal yang saya yakini. Memang benar bahwa di belakang pintu, saya banyak mengumpat daripada di depan publik, dan terkadang saya marah dan frustrasi seperti semua orang, tapi dalam batin saya, saya pikir kita akan baik-baik saja," tandas Obama.
(nvc/ita)