Obama Kurangi Masa Hukuman Pembocor Dokumen AS ke WikiLeaks

Obama Kurangi Masa Hukuman Pembocor Dokumen AS ke WikiLeaks

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 18 Jan 2017 12:26 WIB
Penjara militer tempar Manning ditahan (REUTERS/U.S. military barracks public affairs department/Handout/File Photo)
Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengurangi masa hukuman pembocor WikiLeaks, Chelsea Manning, yang divonis 35 tahun penjara. Dengan pengurangan hukuman secara drastis ini, Manning dijadwalkan bebas pada Mei mendatang.

Manning yang mantan analis intelijen militer AS ini, dinyatakan bersalah telah membocorkan lebih dari 700 ribu dokumen rahasia, video, kawat diplomatik dan laporan dari medan pertempuran kepada WikiLeaks, tahun 2010 lalu. Dia dijatuhi vonis 35 tahun penjara oleh pengadilan militer AS tahun 2013.

Pembocoran yang dilakukan Manning tercatat sebagai pembocoran terbesar dalam sejarah AS dan menjadi fokus dunia. Pekan ini, seperti dilansir Reuters, Rabu (18/1/2017), Obama yang akan lengser pada 20 Januari, memutuskan mengurangi masa hukuman Manning menjadi hanya 7 tahun penjara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dituturkan seorang pejabat Gedung Putih, pengurangan masa hukuman Manning ini tidak terkait dengan kekhawatiran pemerintah AS pada aksi WikiLeaks semasa pilpres tahun lalu. Tidak ada kaitannya juga dengan janji pendiri WikiLeaks Julian Assange untuk bersedia diekstradisi jika Manning dibebaskan.

Di sisi lain, pengurangan masa hukuman ini memicu kemarahan politikus Partai Republik. "Ini sungguh keterlaluan. Pengkhianatan Chelsea Manning telah menempatkan warga Amerika dalam risiko dan mengungkapkan rahasia negara kita yang paling sensitif," sebut Ketua DPR AS Paul Ryan.

Manning bekerja sebagai analis intelijen di Baghdad, Irak, saat dia membocorkan dokumen rahasia AS kepada WikiLeaks. Dia membocorkan sejumlah besar kawat diplomatik dan keterangan di medan pertempuran, termasuk video serangan helikopter Apache milik AS kepada kelompok yang diduga militan di Irak, yang menewaskan puluhan orang termasuk dua staf kantor berita Reuters.

"Kita seharusnya tidak memperlakukan pengkhianat sebagai martir," sindir Senator Partai Republik, Tom Cotton, yang menyebut pembocoran yang dilakukan Manning berpotensi membahayakan tentara, agen intelijen, diplomat dan juga sekutu AS.

Manning yang dikenal sebagai Prajurit Satu Bradley Manning ini terlahir sebagai laki-laki, namun diungkapkan saat dia divonis bersalah atas spionase bahwa Manning ingin diidentifikasi sebagai seorang perempuan. Gedung Putih menyatakan, masa hukuman Manning akan berakhir pada 17 Mei nanti.

Selama ditahan di Fort Leavenworth, Kansas, yang merupakan penjara militer khusus laki-laki, Manning telah dua kali mencoba bunuh diri sepanjang tahun lalu. Dia berusaha keras untuk menjalani masa hukumannya sebagai wanita transgender di antara para tahanan pria.

Dituturkan seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya, sikap Manning yang mengaku bersalah dan menerima tanggung jawab atas tindakannya membocorkan dokumen rahasia, menjadi salah satu faktor yang mendasari keputusan Obama. Selain itu, vonis yang dijatuhkan kepada Manning juga jauh lebih besar dari vonis terhadap terpidana lain yang melakukan tindak pidana yang sama.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads