PM Abe Dukung Perang Kontroversial Duterte Melawan Narkoba

PM Abe Dukung Perang Kontroversial Duterte Melawan Narkoba

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 13 Jan 2017 16:06 WIB
PM Abe Dukung Perang Kontroversial Duterte Melawan Narkoba
Rodrigo Duterte (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
Manila, - Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe menyatakan dukungan pada perang Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam melawan narkoba. Setidaknya enam ribu jiwa telah melayang sejak perang kontroversial itu dimulai tahun lalu.

PM Abe menyampaikan dukungannya tersebut dalam pertemuan dengan Duterte di Manila, Filipina. PM Abe merupakan pemimpin asing pertama yang berkunjung ke Filipina sejak Duterte menjabat presiden tahun lalu.

"Mengenai perang melawan narkoba, kami ingin bekerja sama dengan Filipina untuk memikirkan langkah-langkah dukungan yang relevan," tutur PM Abe seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Abe, pemerintah Jepang akan membantu dengan program-program dan fasilitas-fasilitas penanganan narkoba. Hal itu disampaikan Abe dalam pertemuan yang digelar di istana kepresidenan di Manila pada Kamis, 12 Januari waktu setempat. Pertemuan kedua pemimpin dilaporkan berlangsung hangat. Jepang merupakan mitra utama perdagangan dan donatur bantuan asing bagi Filipina.

Duterte pun menyambut baik dukungan yang diberikan PM Abe.

"Seiring Filipina terus melanjutkan kampanyenya untuk membasmi perdagangan narkoba, kami menyambut ungkapan ketertarikan Jepang untuk mendukung langkah-langkah menanggulangi biaya sosial yang luar biasa dari kecanduan narkoba," kata Duterte.

Pada jamuan makan malam pada Kamis (12/1), Duterte mengisyaratkan hubungan Filipina dengan Jepang lebih kuat dibandingkan dengan Amerika Serikat, yang merupakan mitra pertahanan Filipina selama bertahun-tahun.

"Jepang adalah teman yang lebih dekat daripada saudara. Itu artinya Jepang adalah teman yang tidak seperti yang lainnya," tutur Duterte.

Duterte memenangi pemilihan presiden tahun lalu setelah bertekad bahwa sekitar 100 ribu orang akan tewas dalam operasi melawan narkoba. Sejak dilantik menjadi presiden, kepolisian melaporkan bahwa 2.180 orang telah tewas dalam operasi antinarkoba. Sedangkan lebih dari 3 ribu orang lainnya tewas tanpa penyebab yang jelas.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads