Rilis Video Sandera Asal Jerman, Abu Sayyaf Minta Tebusan Rp 132 M

Rilis Video Sandera Asal Jerman, Abu Sayyaf Minta Tebusan Rp 132 M

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 12 Jan 2017 20:29 WIB
Jurgen Kantner bersama istrinya sebelum diculik (AFP)
Manila - Kelompok Abu Sayyaf merilis video terbaru menampilkan seorang sandera asal Jerman yang masih hidup. Abu Sayyaf minta tebusan US$ 10 juta (Rp 132 miliar) untuk sandera yang diculik sejak tahun lalu ini.

Dilaporkan kelompok pemantau militan, SITE Intelligence Group, seperti dilansir AFP, Kamis (12/1/2017), sandera bernama Jurgen Kantner itu terlihat masih hidup dalam video yang dirilis Abu Sayyaf pada Rabu (11/1) waktu setempat. Video itu dirilis bersama sejumlah foto yang tertanggal 26 Desember 2016.

Kantner yang berusia 70 tahun itu tidak berkata apa-apa. Namun, seperti dilaporkan SITE dan dilansir ibtimes.com, anggota Abu Sayyaf dalam video itu mengancam akan memenggal Kantner jika uang tebusan sebesar US$ 10 juta (Rp 132 miliar) tidak segera dibayarkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memberi Anda ultimatum untuk memenuhi tuntutan kami. Kegagalan membayar uang tebusan akan berujung pemenggalan warga Jerman ini. Untuk pemerintah Jerman, tampaknya kalian tidak menanggapi permintaan kami karena kesombongan kalian. Apakah kalian tidak belajar sesuatu?" ucap salah satu dari tiga pria bermasker yang juga muncul dalam video itu.

Pada 7 November 2016, militer Filipina menemukan kapal bernama 'Rockall' yang ditumpangi Kantner terombang-ambing di perairan Filipina bagian selatan. Saat itu, jasad seorang wanita dengan luka tembak di tubuhnya ditemukan di dalam kapal itu. Jasad wanita itu kemudian diidentifikasi sebagai Sabine Merz, yang merupakan istri Kantner. Kelompok Abu Sayyaf kemudian mengklaim penculikan Kantner dan pembunuhan wanita itu.

Di Berlin, otoritas Jerman menolak untuk mengomentari video itu. "Sebagai bagian kebijakan, pemerintah tidak mengomentari kasus penculikan dan penyanderaan warga Jerman di luar negeri," ucap seorang sumber dari Kementerian Luar Negeri Jerman.

Abu Sayyaf yang telah menyatakan sumpah setia pada kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ini, banyak mendalangi penculikan di perairan Filipina bagian selatan. Kebanyakan penculikan dilakukan demi uang tebusan.

Tahun lalu, Abu Sayyaf membunuh dua sandera asal Kanada setelah uang tebusan tidak dibayarkan. Kelompok ini terdiri atas beberapa faksi berbeda yang banyak bermarkas di Pulau Basilan dan Jolo, Filipina Selatan. Kelompok yang sama juga dituding bertanggung jawab atas serangan serangan pengeboman mematikan di Filipina, beberapa waktu lalu.

(nvc/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads