Dilaporkan kantor berita Suriah, SANA, seperti dilansir AFP, Selasa (27/12/2016), bahwa jasad warga sipil itu ditemukan di dua wilayah berbeda di Aleppo bagian timur. Aleppo bagian timur yang sebelumnya dikuasai pemberontak, kini dikuasai rezim Presiden Bashar al-Assad.
"Sekitar 21 jenazah korban sipil, termasuk lima anak-anak dan empat wanita, dibunuh oleh kelompok teroris," sebut kepala unit forensik Aleppo, Zaher Hajjo, kepada kantor berita SANA. Hajjo merujuk pada sebutan otoritas Suriah bagi kelompok pemberontak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jasad-jasad itu ditemukan di dalam penjara yang dikelola oleh kelompok teroris di Sukkari dan al-Kalasseh, dan mereka ditemukan setelah dieksekusi mati dengan senjata api dari jarak sangat dekat," imbuhnya.
Di bawah kesepakatan yang dimediasi oleh Rusia yang merupakan sekutu rezim Assad dan Turki yang mendukung pemberontak, sekitar 35 ribu warga sipil dan pemberontak telah dievakuasi keluar dari Aleppo bagian timur, pekan lalu.
Beberapa hari sebelum evakuasi dimulai, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan pihaknya menerima laporan kredibel soal tewasnya 82 warga sipil, termasuk 11 wanita dan 13 anak-anak, di tangan pasukan propemerintah Suriah di Aleppo.
Baca juga: Ribuan Warga Aleppo Rayakan Kemenangan Rezim Melawan Pemberontak
Pada Senin (26/12) waktu setempat, Kementerian Pertahanan Rusia juga menyebut puluhan warga Suriah dieksekusi mati di Aleppo bagian timur oleh pemberontak. Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konachenkov, menyatakan sebagian besar warga Suriah yang ditemukan tewas itu memiliki bekas luka tembakan di kepala.
Sedangkan kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights membenarkan adanya temuan jasad di Aleppo bagian timur. Namun Observatory tidak menjelaskan lebih lanjut apa penyebab kematiannya.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini