Dukungan tersebut disampaikan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan negara-negara anggota Liga Arab seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (20/12/2016). Dukungan disampaikan usai pertemuan darurat Liga Arab mengenai Aleppo yang digelar pada Senin, 19 Desember malam waktu setempat di Kairo, Mesir.
Dalam pertemuan tersebut, seluruh Menlu dari 22 negara anggota Liga Arab, kecuali Libanon, mendukung resolusi DK PBB terkait Aleppo. Alasan Libanon menolak mendukung resolusi badan dunia tersebut adalah karena tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri masing-masing negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusia yang sejak September 2015 telah melancarkan serangan-serangan udara di Suriah sebagai dukungan untuk rezim Presiden Bashar al-Assad, juga mendukung resolusi DK PBB tersebut.
Dalam pernyataannya mengenai resolusi DK PBB tersebut, Liga Arab menekankan pentingnya bekerja cepat untuk mencapai gencatan senjata penuh di Aleppo sesuai resolusi DK PBB. Para Menlu Liga Arab juga menyatakan, warga sipil harus diizinkan meninggalkan Aleppo secara terhormat dan bebas memilih tujuan mereka, serta bisa kembali setelah konflik berakhir.
Liga Arab juga mengecam terorisme dalam segala bentuknya dan kejahatan-kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil oleh kelompok radikal ISIS dan Jabhat al-Nusra, bekas afiliasi Al-Qaeda di Suriah, yang kini dikenal sebagai Fateh al-Sham Front.
Para Menlu Liga Arab juga menyatakan, tindakan-tindakan rezim Suriah dan para pemberontak serta kelompok-kelompok militan bisa disebut sebagai kejahatan perang. "Hanya solusi politik yang bisa mengakhiri konflik tersebut," demikian disampaikan para Menlu Liga Arab. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini