Mimpi Mohammad dkk Kembali ke Aleppo yang Damai

Mimpi Mohammad dkk Kembali ke Aleppo yang Damai

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 17 Des 2016 17:58 WIB
Warga Aleppo yang dievakuasi (REUTERS/Abdalrhman Ismail)
Damaskus - "Itu adalah terakhir kalinya saya melihat Aleppo," tutur Mohammad, salah satu warga Aleppo, Suriah yang telah dievakuasi. Meski berhasil dievakuasi dari wilayah konflik, Mohammad merasa sedih harus meninggalkan kota asalnya.

"Seperti bencana besar... Saya ditendang keluar dan tanah asal saya," ucap Mohammad yang seorang dosen di Aleppo ini kepada AFP, Sabtu (17/12/2016).

Mohammad kini berada di Khan al-Assal, wilayah yang dikuasai pemberontak dan berjarak 5 kilometer sebelah barat Aleppo. Bersama ribuan orang lainnya, Mohammad dievakuasi dari Aleppo pada Kamis (15/12) waktu setempat dan dibawa ke wilayah lain yang dikuasai pemberontak Suriah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Korban-korban Luka dari Aleppo Memohon Dirawat di Turki

Sepanjang malam, puluhan bus dan ambulans bergerak membawa warga sipil dan pemberontak keluar dari Aleppo menuju Khan al-Assal. Dari lokasi itu, warga dan pemberontak bisa melanjutkan perjalanan ke berbagai wilayah lain termasuk Provinsi Idlib.

Proses evakuasi terhenti karena berbagai hal pada Jumat (16/12) pagi waktu setempat hingga kini. Ribuan orang lainnya masih terjebak di Aleppo bagian timur. Bagi Mohammad yang telah dievakuasi keluar, dirinya merasa khawatir dan takut bagi keluarganya yang masih terjebak.

"Saya salat pagi ini dan saya menangis. Hal-hal yang saya pikirkan adalah bagaimana saya bisa menemui kerabat saya... Ada banyak orang di dalam Aleppo masih menunggu," tuturnya.

Warga Aleppo yang dievakuasiFoto: REUTERS/Ammar Abdullah
Warga Aleppo yang dievakuasi

Di sekeliling Mohammad, ratusan keluarga menumpang truk-truk pikap dan bus sambil membawa tas yang berisi barang-barang mereka. Suara pria-pria paruh baya yang terisak tenggelam di tengah raungan sirene ambulans Bulan Sabit Merah yang telah membawa 250 korban luka keluar dari Aleppo.

Seorang anak terbaring tak berdaya di atas tandu, dengan tangan dibalut perban dan wajahnya tertutup tumpukan selimut berwarna-warni yang menjaganya tetap hangat. Banyak anak-anak dari Aleppo yang kurus seperti tengkorak dan berulang kali meminta makanan lebih banyak pada relawan.

Sejak Juli, pasukan pemerintah Suriah mengepung wilayah Aleppo yang dikuasai pemberontak. Pengepungan ini membuat akses makanan dan obat-obatan nyaris mustahil menjangkau puluhan ribuan warga Aleppo yang terjebak. Suasana semakin sulit saat gempuran di Aleppo ditingkatkan sejak November.

Baca juga: Obama Tuding Kebrutalan di Aleppo Berada di Tangan Assad, Iran dan Rusia

Warga Aleppo yang berhasil dievakuasi telah lolos dari konflik dan kekejian rezim pemerintah Suriah, namun tantangan baru menanti mereka. Bagi warga yang memiliki kerabat di wilayah lain, bisa melanjutkan perjalanan. Sedangkan yang lain terpaksa tinggal di kamp pengungsian yang tentu jauh dari nyaman. Para korban luka yang butuh perawatan medis ditransfer ke rumah sakit setempat atau ke Turki.

"Kami berharap pengepungan akan dipatahkan. Insya Allah, kami akan kembali ke Aleppo dengan kemenangan," ucap Abu Ahmad, anggota kelompok pemberontak yang dievakuasi dari Aleppo. Salah satu kaki Ahmad terpaksa diamputasi setelah dia bertempur melawan rezim pemerintah di Aleppo.

(nvc/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads