Marah Atas Komentar Trump Soal Prinsip 'Satu China', Ini Peringatan Beijing

Marah Atas Komentar Trump Soal Prinsip 'Satu China', Ini Peringatan Beijing

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 14 Des 2016 16:35 WIB
Donald Trump (Foto: Stella Iowa City/Getty Images)
Jakarta - Komentar Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengenai kebijakan 'satu China' memicu kemarahan pemerintah China. Beijing mengingatkan bahwa intervensi atau kerusakan pada prinsip 'satu China' akan berdampak serius pada perdamaian dan stabilitas di wilayah Taiwan.

Pada Minggu, 11 Desember lalu, Trump mencetuskan bahwa pemerintah AS tidak perlu harus berpegang pada kebijakan lamanya bahwa Taiwan merupakan bagian dari 'satu China'. Hal ini jelas memicu kemarahan China yang sebelumnya sudah dibuat kesal dengan percakapan telepon Trump dengan Presiden TaiwanTsai Ing-wen.

Disampaikan An Fengshan, juru bicara Kantor Urusan Taiwan, selaku pembuat kebijakan China mengenai Taiwan, isu Taiwan menyangkut kedaulatan dan integritas wilayah China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mempertahankan prinsip 'satu China' merupakan dasar politik untuk mengembangkan hubungan China-AS, dan landasan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," tegas An seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (14/12/2016).

"Jika dasar ini diintervensi atau dirusak maka kemajuan hubungan China-AS yang sehat, stabil adalah mustahil, dan perdamaian serta stabilitas di Selat Taiwan akan berdampak serius," imbuh An.

Isu Taiwan sangat sensitif bagi China, yang menganggap Taiwan sebagai provinsi yang membangkang. Pemerintah China sangat curiga pada Tsai dan partai berkuasanya, Democratic Progressive Party. China meyakini bahwa mereka ingin mendorong kemerdekaan resmi Taiwan, suatu hal yang sangat ditentang Beijing.

Dalam wawancara di acara di stasiun televisi, "Fox News Sunday" pada Minggu (11/12) waktu setempat, Trump mencetuskan bahwa pemerintah AS tidak perlu harus berpegang pada kebijakan lama bahwa Taiwan merupakan bagian dari 'satu China."

Pernyataan Trump ini jelas mempertanyakan kebijakan AS mengenai Taiwan yang telah berlangsung selama hampir empat dekade.

"Saya sepenuhnya memahami kebijakan 'satu China', namun saya tidak tahu mengapa kita harus terikat pada kebijakan 'satu China' kecuali kita membuat kesepakatan dengan China mengenai hal-hal lain, termasuk perdagangan," ujar Trump kepada Fox seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (12/12/2016).

Pernyataan tersebut dilontarkan setelah Trump memicu protes dari pemerintah China atas keputusannya untuk menerima telepon dari presiden Taiwan pada 2 Desember lalu. Ditegaskan Trump, soal apakah dia akan menerima telepon dari pemimpin Taiwan, bukanlah urusan China.

"Saya tidak ingin China mendikte saya dan itu panggilan telepon untuk saya," tutur Trump. "Itu telepon yang sangat bagus. Dan mengapa negara lain bisa mengatakan saya tak bisa menerima sebuah telepon," tandas presiden terpilih AS itu. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads