Menurut kementerian seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (13/12/2016), penyelidikan menunjukkan bahwa para pelaku serangan bom tersebut dipimpin oleh seorang tersangka, yang menerima dukungan finansial dan logistik serta instruksi untuk melakukan serangan-serangan oleh para pemimpin Ikhwanul yang kabur ke Qatar.
Kelompok Ikhwanul telah membantah keterlibatan dalam ledakan bom di gereja Saint Peter and Saint Paul Church pada Minggu, 11 Desember tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Mesir telah menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam pengeboman tersebut. Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan, satu dari empat orang yang ditangkap adalah seorang wanita. Ditambahkan Sisi, otoritas Mesir juga tengah memburu dua tersangka lainnya. Tidak disebutkan identitas kedua tersangka tersebut.
Serangan bom tersebut terjadi saat para jemaah tengah mengikuti kebaktian Minggu. Sebagian besar korban dalam serangan itu adalah wanita. Itu merupakan serangan paling mematikan terhadap komunitas Kristen, yang jumlahnya mencapai sekitar 10 persen dari total penduduk Mesir. (ita/ita)











































