CIA Meyakini Rusia Intervensi Pilpres AS untuk Menangkan Donald Trump

CIA Meyakini Rusia Intervensi Pilpres AS untuk Menangkan Donald Trump

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 10 Des 2016 11:00 WIB
Ilustrasi (Reuters/Kacper Pempel)
Washington DC - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA meyakini Rusia mengintervensi pilpres demi membantu Donald Trump menang. Upaya intervensi ini terkait dengan peretasan email milik Komisi Nasional Partai Demokrat dan manajer kampanye Hillary Clinton.

Informasi itu disampaikan sejumlah pejabat AS yang memahami laporan rahasia CIA seperti dikutip media ternama AS, The Washington Post, dan dilansir Reuters, Sabtu (10/12/2016).

Disebutkan The Washington Post, bahwa CIA telah mengidentifikasi individu-individu yang memberikan ribuan email hasil retasan dari Komisi Nasional Partai Demokrat dan beberapa pihak lainnya, termasuk manajer kampanye Hillary, John Podesta, kepada WikiLeaks. Individu-individu itu diketahui memiliki keterkaitan dengan pemerintah Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Usir Roh Jahat, Warga Guatemala Bakar Boneka Donald Trump

Para pejabat AS yang dikutip The Washington Post menyebut, individu-individu itu sangat dikenal oleh kalangan intelijen Rusia. Mereka juga disebut sebagai bagian dari operasi Rusia untuk mendorong kemenangan Trump dan mengurangi kesempatan Hillary untuk menang pilpres 8 November lalu.

"Ini merupakan hasil penilaian komunitas intelijen bahwa tujuan Rusia di sini adalah menguntungkan salah satu kandidat atas kandidat lainnya, untuk membantu Trump terpilih," sebut pejabat senior AS yang enggan disebut namanya seperti dikutip The Washington Post.

"Itu pandangan yang disepakati secara bulat," imbuh pejabat itu.

Baca juga: TIME Person of the Year 2016: Trump, President of the Divided States of America

Lebih lanjut, dijelaskan The Washington Post, bahwa pejabat-pejabat senior AS yang dikutipnya itu telah mendapat briefing intelijen dari CIA, sama seperti yang disampaikan kepada para senator penting AS secara tertutup, pekan lalu.

Kesimpulan CIA yang disebut The Washington Post sebagai 'penilaian rahasia' itu, didasarkan pada sejumlah bukti konkret dari berbagai macam sumber. Intinya, kepada para senator AS, CIA menuturkan 'cukup jelas' bahwa memenangkan Trump menjadi tujuan Rusia.

Namun di sisi lain, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab jelas dalam penilaian CIA itu. Salah satunya ialah, CIA tidak menjelaskan secara spesifik soal bukti yang menunjukkan pemerintah Rusia memang mengarahkan individu yang memberikan email retasan ke WikiLeaks.

Baca juga: Donald Trump Terus Memuji Hubungan Baiknya dengan Obama

Pendiri WikiLeaks sendiri, Julian Assange, telah membantah keterkaitan dengan Rusia. Sedangkan secara terpisah, juru bicara CIA enggan mengomentari laporan The Washington Post ini.

(nvc/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads