Dalam wawancara dengan AFP, seperti dilansir AFP, Rabu (7/12/2016), tokoh politik senior berusia 91 tahun itu kembali mengkritik PM Najib terkait skandal korupsi perusahaan investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Mahathir yang menjabat PM Malaysia tahun 1981-2003, berjuang keras menindas oposisi saat itu. Namun kini, Mahathir mengaku bersedia bekerja sama dengan mantan rival politiknya untuk melengserkan PM Najib.
"Dia (Najib) menghancurkan negara ini... dia memicu rasisme... kejahatan yang sangat, sangat serius telah terjadi," ucap Mahathir saat berbicara di kantornya di Putrajaya pada Selasa (6/12) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi saya, melengserkan Najib jauh lebih penting dari perasaan personal apapun yang pernah saya miliki untuk hal lainnya," ucap Mahathir, merujuk pada hubungannya dengan kelompok oposisi dan mantan rival politiknya, termasuk mantan Wakil PM Anwar Ibrahim.
Baca juga: PM Najib Sebut Mimpi Buruk Akan Terjadi Jika Oposisi Berkuasa
Anwar dicopot dari posisi Wakil PM pada tahun 1998 karena perbedaan politik dengan Mahathir. Anwar kemudian diadili atas kasus sodomi dan kini mendekam di penjara. Namun untuk urusan skandal 1MDB dan PM Najib, keduanya sepakat satu posisi.
Lebih lanjut, Mahathir mengingatkan jika PM Najib tidak dilengserkan, maka warga Malaysia akan semakin mengalami masa-masa sulit di tengah naiknya harga barang kebutuhan sehari-hari dan melambatnya perekonomian. "Jika dia (Najib) tidak digantikan, hal-hal akan semakin memburuk," ucapnya.
Mahathir mengaku, dirinya menganggap pelengseran PM Najib sebagai tugas nasional. "Saya tahu dengan segera bahwa saya harus mengikuti arah orang lain pergi. Saya akan mati. Tapi jika saya masih hidup dan masih mampu, menjadi egois dan hanya mementingkan kenyamanan saya sendiri, saya pikir itu salah. Saya ingin melakukan sesuatu untuk negara ini," kata Mahathir.
"Hal yang utama adalah mereka (kelompok oposisi) dan saya sepakat bahwa Najib adalah penghancur negara ini dan Najib harus dilengserkan," tandasnya.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini