Kalah dalam Referendum Konstitusi, PM Italia Mengundurkan Diri

Kalah dalam Referendum Konstitusi, PM Italia Mengundurkan Diri

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 05 Des 2016 10:31 WIB
Matteo Renzi (REUTERS/Alessandro Bianchi)
Roma - Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi mengundurkan diri dari jabatannya. Hal ini diumumkan setelah pemerintah kalah dalam referendum menentukan reformasi konstitusi Italia.

"Pengalaman pemerintahan saya berakhir di sini," ucap PM Renzi dalam konferensi pers, seperti dilansir AFP, Senin (5/12/2016). PM Renzi menjabat selama 2,5 tahun terakhir, sejak tahun 2014.

Hasil referendum yang digelar Minggu (4/12) waktu setempat, berujung kemenangan kubu 'Tidak' yang tidak setuju dengan rencana amandemen konstitusi Italia. Kubu 'Tidak' yang dipimpin partai oposisi 'Pergerakan Lima Bintang' dipastikan menang atas kubu 'Iya'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proposal amandemen itu bertujuan mempercepat proses legislatif dengan mengurangi kekuasaan Senat serta otoritas regional. Senat yang kini memiliki 315 anggota, akan dipangkas menjadi hanya 100 anggota menurut proposal amandemen itu. Tidak hanya itu, Senat juga akan dilucuti wewenangnya untuk menolak dan merevisi undang-undang juga untuk melengserkan pemerintah.

Partai oposisi pemerintahan menolak rencana amandemen terhadap konstitusi yang berusia 68 tahun itu, karena dianggap berbahaya untuk demokrasi. Amandemen itu juga bisa menghilangkan fungsi pengawasan dan perimbangan terhadap kekuatan eksekutif.

Usai mengundurkan diri, Renzi berencana mengunjungi Presiden Sergio Mattarella pada Senin (5/12) waktu setempat untuk menyerahkan secara resmi surat pengunduran dirinya. Tentu setelah sebelumnya menggelar rapat kabinet terakhir.

Presiden Mattarella kemudian akan memulai proses penunjukan pemerintahan yang baru, atau jika dia tidak mampu, Mattarella bisa memerintahkan digelarnya pemilu lebih awal.

Pemimpin dan pendiri Pergerakan Lima Bintang, Beppe Grillo menyerukan agar pemilu digelar dalam waktu seminggu setelah referendum digelar. "Demokrasi adalah pemenangnya," sebut Grillo.

Sebagian besar pengamat menyebut digelarnya pemilu lebih awal kemungkinan tidak akan terjadi. Menurut pengamat, perkiraan skenario yang akan terjadi adalah pemerintahan Renzi digantikan oleh seorang pelaksana tugas dari Partai Demokrat yang berkuasa. Partai yang menaungi Renzi itu kemudian akan menggelar pemilu sesuai jadwal yakni pada musim semi tahun 2018.

Berbagai perkiraan mengarah pada Menteri Keuangan Pier Carlo Padoan sebagai kandidat favorit pengganti Renzi sebagai PM Italia. Kemudian Renzi akan tetap duduk sebagai Ketua Partai Demokrat, sembari menunggu kesempatan kembali lagi ke pemerintahan pada pemilu selanjutnya.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads