Seperti dilansir Reuters, Jumat (2/12/2016), kapal nelayan Filipina itu terbalik di sebuah beting dekat perairan sengketa. Beting merupakan timbunan pasir atau lumpur di tepi laut. Dua nelayan Filipina yang ada di kapal itu diselamatkan oleh kapal patroli China.
Kapal patroli Filipina datang menjemput dua nelayan itu dari kapal patroli China. Ini merupakan momen pertama kalinya dalam empat tahun terakhir, kapal patroli kedua negara berlayar dalam jarak sangat dekat di Beting Scarborough, yang memicu ketegangan diplomatik selama bertahun-tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prosesnya memakan waktu karena perairan di area itu sangat beriak," imbuhnya.
Secara terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, di Beijing menyebut dua nelayan Filipina dalam kondisi kesehatan yang baik.
Penyelamatan dua nelayan Filipina oleh kapal patroli China itu menggambarkan perubahan drastis dalam hubungan antara kedua negara di bawah kepemimpinan Presiden Rodrigo Duterte. Dari yang tadinya bertikai sengit, Filipina dan China menjadi kawan dalam waktu singkat. Pada Oktober lalu, Duterte mengunjungi Beijing, China. Duterte setidaknya telah dua kali bertemu Presiden Xi Jinping dan sempat mengutarakan kekagumannya.
Terakhir kalinya, kapal patroli laut kedua negara berada pada jarak dekat pada Juni 2012, saat Filipina berusaha menangkap nelayan China. Insiden itu memicu pengajuan gugatan hukum ke Mahkamah Arbitrase Permanen di Den Haag, yang memancing kemarahan China.
Otoritas China kemudian mengklaim sebagian besar wilayah perairan Laut China Selatan dan menjadi sorotan internasional. Pada Juli lalu, Filipina menang atas China dalam Mahkamah Arbitrase dengan putusan menyatakan Beting Scarborough dan wilayah sengketa di Laut China Selatan tidak berada di bawah yurisdiksi negara manapun. Baik China maupun Filipina dan Vietnam berhak mencari ikan di perairan itu.
Hingga kini, China masih menjaga blokade atas beting yang berjarak 200 kilometer dari pantai Filipina itu. Mereka mengusir nelayan Filipina dan terkadang menyerang mereka dengan meriam air.
Beberapa waktu lalu, Duterte dilaporkan memberitahu Presiden Xi bahwa dirinya, secara sepihak, akan menjadikan beting itu sebagai cagar alam kelautan dan melarang penangkapan ikan di area laguna. Tidak diketahui pasti apakah Presiden Xi sepakat dengan usulan Duterte itu.
(nvc/ita)











































