Dilansir dari Reuters, Rabu (30/11/2016), yang bersangkutan diduga telah mendeklarasikan diri terkait ISIS melalui internet pada Selasa (29/11) waktu setempat. Juru Bicara BfV menolak memberi tahu identitas pegawai tersebut atau sejak kapan yang bersangkutan mulai bekerja.
"Pria itu diduga membuat pernyataan ISIS di Internet menggunakan nama palsu dan mengungkapkan materi institusi internal (BfV) di chatroom internet," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada bukti sampai saat ini bahwa ada bahaya nyata terkait keamanan BfV maupun karyawannya," ujar juru bicara tersebut.
Majalah Der Spiegel melalui situs mereka melaporkan bahwa BfV pertama kali menyadari perbuatan pelaku sejak 4 minggu lalu. Sebelum itu, tak ada perbuatan pelaku yang disebut menarik perhatian.
"Pria itu berperilaku tidak menarik perhatian selama bekerja, pelatihan, maupun di area yang menjadi tanggung jawabnya," tutur juru bicara itu menambahkan. (rna/rna)