Seperti dilansir CNN, Sabtu (26/11/2016), sejumlah warga turun ke jalan-jalan di Miami, Florida, pusat komunitas warga Kuba yang mengasingkan diri. Mereka menari-nari gembira atas berita kematian Castro. Sembari membuka botol-botol sampanye, mereka bersorak-sorai dan melambai-lambaikan bendera Kuba sebagai tanda kegembiraan.
Sedangkan di Havana, ibukota Kuba, jalanan tampak lengang seiring kematian Fidel diumumkan pada larut malam saat kebanyakan warga Kuba telah lelap tidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ada pula yang menganggap Castro sebagai musuh hak asasi manusia. "Saya meneteskan air mata malam ini, namun itu air mata kegembiraan," tutur Armando Salguero, seorang penulis kolom Miami Herald.
Menurutnya, banyak warga Kuba yang gembira, karena mereka telah terpaksa pindah ke AS dikarenakan mereka tidak memiliki kebebasan di tanah air mereka.
Anggota parlemen AS, Ileana Ros-Lehtinen menyatakan, kematian Castro merupakan kesempatan untuk membuat Kuba lebih bebas dan demokratis. "Tiran dan penjahat Fidel Castro telah meninggal," demikian postingannya di Twitter.
(ita/ita)