AS dan Filipina Sepakat Kurangi Latihan Militer Bersama

AS dan Filipina Sepakat Kurangi Latihan Militer Bersama

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 23 Nov 2016 16:22 WIB
AS dan Filipina Sepakat Kurangi Latihan Militer Bersama
Rodrigo Duterte (Foto: REUTERS/Lean Daval Jr)
Washington, - Pejabat-pejabat militer Amerika Serikat dan Filipina sepakat untuk mengurangi latihan militer bersama dan mengurangi pengerahan pasukan AS.

Hal tersebut disampaikan seorang jenderal Filipina menyusul pernyataan bersama antara pemerintah AS dan Fillipina yang menyebutkan tentang "kerja sama erat".

Dalam statemen bersama yang dibacakan oleh juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla itu, disebutkan bahwa akan terus ada "kerja sama erat di bidang-bidang yang menjadi kepentingan keamanan dan nasional kita". Kerja sama itu akan mencakup bantuan kemanusiaan, penanggulangan bencana, kontraterorisme dan keamanan maritim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun menurut seorang jenderal Filipina yang terlibat dalam pembicaraan kedua negara, AS dan Filipina sepakat untuk mengurangi jumlah dan frekuensi latihan militer bersama, juga mengurangi jumlah pasukan AS yang ikut serta dalam latihan bersama tersebut.

Dikatakan pejabat militer Filipina yang enggan disebut identitasnya itu seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (23/11/2016), AS dan Filipina telah sepakat untuk lebih fokus ke operasi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.

Diimbuhkannya, jumlah pasukan AS yang akan dilibatkan dalam latihan militer dengan Filipina pun kecil. Namun pejabat tersebut tidak menyebutkan angkanya. Sekitar 5 ribu tentara AS ikut serta dalam latihan militer di Filipina selama dua tahun terakhir.

Dikatakan jenderal Filipina tersebut, Kementerian Pertahanan Filipina telah memerintahkan militer untuk mengurangi latihan-latihan bersama dengan AS.

Hal senada disampaikan juru bicara Departemen Pertahanan AS, Gary Ross. Dikatakannya, telah tercapai kesepakatan untuk "mengubah sejumlah latihan agar fokus ke bantuan kemanusiaan, respons bencana dan kontraterorisme."

Selama puluhan tahun, Filipina telah menjadi salah satu sekutu AS yang paling penting di Asia. Namun hubungan tersebut belakangan terganggu dengan komentar-komentar keras Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap Washington.

Bulan lalu di Beijing, China, Duterte menyatakan pemisahan dirinya dari aliansi dengan AS. Namun beberapa hari kemudian, Duterte menarik ucapannya itu.

Dalam kunjungan ke Peru pada Sabtu (19/11/2016), Duterte bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya. Saat itu Duterte mengecam apa yang disebutnya kemunafikan dan bullying oleh pemerintah AS dan sekutu. (ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads