"Kalian menanyakan pada saya siapa yang membunuhnya, namun testimoni saya sendiri tidaklah cukup," ujar Abbas di depan ribuan orang di kota Ramallah, Tepi Barat saat mengenang 12 tahun kematian Arafat.
"Saya tak ingin menyebut nama-nama, karena nama-nama ini tidak pantas untuk diingat," imbuhnya seperti dilansir media Press TV, Jumat (11/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arafat yang memimpin perlawanan bersenjata terhadap Israel pada akhir tahun 1960-an, meninggal di sebuah rumah sakit di dekat Paris, Prancis pada 11 November 2004 pada usia 75 tahun. Penyebab kematian pemimpin Palestina itu tidak diketahui.
Pada tahun 2012, janda Arafat, Suha, mengajukan komplain hukum di Prancis, dengan mengklaim suaminya telah dibunuh saat menginap di rumah sakit militer Mercy, di dekat Paris pada tahun 2004. Arafat dipindahkan ke rumah sakit tersebut karena mengalami diare dan muntah-muntah.
Hasil penyelidikan Prancis kemudian tidak menemukan bukti adanya racun. Namun penyelidikan terpisah oleh para pakar Swiss dan Rusia menemukan, Arafat tewas diracun dengan polonium. Banyak warga Palestina yang yakin bahwa Israel telah meracuni Arafat. Namun rezim Israel bersikeras membantah keterlibatan dalam kematian Arafat. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini