Ada Temuan Baru, FBI Akan Kaji Ulang Kasus Email Hillary Clinton

Ada Temuan Baru, FBI Akan Kaji Ulang Kasus Email Hillary Clinton

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 29 Okt 2016 08:35 WIB
Hillary Clinton (REUTERS/Shannon Stapleton)
Washington - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) memutuskan untuk mengkaji ulang email-email capres Partai Demokrat Hillary Clinton yang menggunakan server pribadi. Hal ini diputuskan setelah FBI menemukan email-email baru yang diyakini terkait dengan skandal email Hillary.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (29/10/2016), pengumuman ini disampaikan Direktur FBI James Comey melalui surat kepada 8 Ketua Komisi Parlemen AS pada Jumat (28/10). Pengumuman ini muncul selang 11 hari menjelang digelarnya pilpres AS dan berpotensi mengganggu pencapresan Hillary.

Dalam suratnya, Comey menyebut FBI akan melakukan langkah-langkah penyelidikan untuk mencari tahu apakah email-email baru itu berisi informasi rahasia negara. Email-email baru itu terkait dengan server pribadi yang digunakan Hillary semasa menjabat Menteri Luar Negeri AS tahun 2009-2013.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan dua sumber yang memahami penyelidikan baru FBI ini, bahwa email-email baru itu ditemukan bukan saat menyelidiki email Hillary, namun sebagai bagian dari penyelidikan terpisah terhadap seorang mantan anggota parlemen AS bernama Anthony Weiner, yang juga suami ajudan Hillary, Huma Abedin.

Menurut sumber itu, FBI juga ikut menyelidiki Weiner yang diduga mengirimkan pesan singkat berbau cabul terhadap anak perempuan berusia 15 tahun di North Carolina. Sumber itu menyebut, email-email dari server pribadi Hillary ditemukan dalam perangkat elektronik terkait penyelidikan kasus Weiner.

"Dalam keterlibatan dengan kasus lain yang tidak terkait, FBI menemukan keberadaan email-email yang mungkin terkait dengan penyelidikan (email Hillary)," tulis Comey dalam suratnya seperti dilansir CNN.

"Saya memberitahu Anda bahwa tim penyelidik menjelaskan kepada saya soal ini kemarin, dan saya setuju agar FBI mengambil langkah penyelidikan yang pantas demi mengizinkan para penyelidik untuk mengkaji ulang email-email ini demi menentukan apakah email-email itu mengandung informasi rahasia, juga untuk menaksir seberapa penting email ini bagi penyelidikan kami," jelasnya pada para Ketua Komisi parlemen AS.

Comey mengakui tidak tahu pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengkajian tambahan ini. "FBI belum bisa menaksir apakah material ini penting atau tidak," sebutnya dalam surat itu.

Ditambahkan seorang pejabat penegak hukum AS lainnya, bahwa Direktur FBI tidak memiliki pilihan lain untuk memberitahu parlemen AS sekarang, atau dia akan dituding menyembunyikan informasi penting dari publik sebelum pilpres digelar. Pilpres AS dijadwalkan digelar 8 November mendatang.

Dalam penyelidikan skandal email Hillary sebelumnya, FBI menghabiskan waktu setahun untuk melakukan penyelidikan menyeluruh. Kemudian pada Juli 2016, Comey menyatakan ada bukti yang menunjukkan potensi pelanggaran penanganan informasi rahasia, namun FBI memutuskan tidak ada dakwaan pidana yang akan dijeratkan terkait skandal email itu.

(nvc/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads